Perbaiki Nasib, 17 Keluarga Ikut Transmigrasi

LEPAS: Wakil Bupati Lombok Utara Sarifudin bersalaman dengan para calon transmigran yang akan berangkat ke Provinsi Sulawesi Tenggara (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dissosnakertrans) Lombok Utara memberangkatkan 17 kepala keluarga untuk transmigrasi di Provinsi Sulawesi Tenggara, kemarin (17/11).

Sebelum diberangkatkan, ke 17 KK ini terlebih dahulu diberikan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Lombok Utara, untuk diberikan pengarahan Wabup Sarifudin. “Ada 17 KK yang diberangkatkan ke Sulawesi Tenggara. Kami dari dinas akan mendampingi calon transmigrasi mulai dari pemberangkatan hingga tiba di lokasi transmigrasi,” terang Plt Kepala Dissosnakertrans Lombok Utara, H Irman.

Dijelaskan Imran, ke 17 KK ini berjumlah 56 jiwa dari tiga kecamatan. Yaitu Desa Jenggala Kecamatan Tanjung, Desa Bentek Kecamatan Gangga, dan Desa Salut Kecamatan Kayangan. Masing-masing calon transmigran ini akan diberikan fasilitas berupa satu unit rumah, jaminan hidup selama setahun, dan lahan yang digarap seluas 2 hektar. “Dan kami setiap tahun mendrop sesuai kuota yang ada, minimal 20 KK,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Lombok Utara Sarifudin berharap, kepada seluruh calon transmigran tetap mendapatkan kesehatan, keselamatan dan keberkahan. Mulai dari perjalanan hingga tiba di lokasi.

Baca Juga :  Transmigrasi, Pemkot Sediakan Kuota 25 KK

Ia mengingatkan, hakikat transmigrasi bukan bermaksud pihaknya mengirim karena pemerintah tidak mampu. Akan tetapi, transmigrasi itu bermaksud untuk mengadu nasib menjadi lebih baik. Oleh karena itu, ia meminta pihak Dissosnakertrans untuk mengawasi dan dan melindungi para transmigran.

Calon transmigrasi tidak perlu risau, karena pemerintah daerah telah membuat MoU dengan Pemprov Sulawesi Tenggara. Ini merupakan program tiap tahun. “Semoga bisa betah dan dan terus mengontrol apa yang menjadi perhatian. Dalam waktu dekat saya hajatkan akan berkunjung ke sana,” katanya sembari menceritakan keluarga yang masih di sana yang tidak mau pulang.

Diakui, profesi masyarakat di Lombok Utara sebagai petani. Karena itu, dia berharap mereka bisa memberdayakan keahlian dan kemampuannya di sana. Jangan sampai lahan yang didapatkan, kemudian langsung dijual. Namun, bagaimana bisa mengelola lebih baik sehingga menghasilkan yang lebih baik. “Sudah banyak warga kita yang sudah sukses di kampung transmigrasi. Seperti yang dialami bibi saya, sekarang sudah 20 tahun tidak mau pulang dan memiliki puluhan dum truk untuk memperlancar perekonomiannya,” tuturnya.

Baca Juga :  Transmigrasi, Pemkot Sediakan Kuota 25 KK

Yang perlu diketahui, di lokasi transmigrasi jauhnya lokasi fasilitas umum. Seperti pasar, masjid, dan banyaknya ancaman suku ras dan agama (SARA). Ketika terjadi seperti itu, mereka diminta segera melaporkannya. “Itu pesan kami dari pemerintah daerah. Jangan sampai terulang kembali peristiwa yang tidak diinginkan seperti terjadi di daerah lainnya,” imbuhnya.

Salah satu calon transmigran, Amaq Edi mengakui, keberangkatannya yang pertama ini ingin memperbaiki nasib hidupnya. Ia berharap, setiba di lokasi bisa kehidupannya lebih baik dibadingkan sebelumnya. “Ingin rubah nasib, selama ini di sini saya bekerja sebagai tukang. Semoga tiba di sana bisa memperbaiki nasib,” harapnya sembari menaiki kendaraan. (flo)

Komentar Anda