Peran Keluarga dalam Membangun Karakter Anak

Oleh :  Zhafira Salsabila Anggraeni Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

KELUARGA merupakan lingkungan pertama bagi anak untuk belajar mengenal dunia. Peran keluarga dalam membentuk karakter anak adalah refleksi mendalam tentang pentingnya lingkungan keluarga sebagai pondasi utama dalam perkembangan kepribadian anak.

Karakter anak biasanya mulai terbentuk dari kebiasaan atau pola asuh yang dilakukan orang tua selama masa kanak-kanak hingga remaja. Pada masa kanak-kanak hingga remaja inilah yang kemungkinan akan menentukan atau memengaruhi karakter anak saat dewasa.

Keluarga tanpa kekerasan merupakan salah satu solusi efektif untuk membuat seorang anak merasa nyaman, damai, tentram di rumah, namun yang terjadi belakangan ini para orang tua cenderung mendidik anak-anak mereka dengan emosi tinggi, kurang perhatian bahkan menelantarkan mereka.

Banyak orang tua yang lebih mementingkan urusan pekerjaan maupun kepentingan lain diluar rumah hingga mengabaikan keluarganya. Ada pula orang tua yang hanya memberikan perhatian melalui materi saja. Dari perilaku itulah dapat membentuk perilaku anak yang tidak menyenangkan.

Baca Juga :  Numpang Ujian, Bisa Ganggu Psikologis Siswa

Dalam kenyataan sehari-hari tidak semua keluarga mencapai keluarga yang bahagia, banyak diantara keluarga mengalami masalah dalam berkeluarga seperti masalah hubungan suami istri, Pendidikan anak, ekonomi keluarga, hubungan kemasyarakatan dan lain sebagainya.

Setiap orang pasti memiliki persepsi yang berbeda untuk menilai suatu permasalahan, bagi orang yang berpikiran terbuka maka ia akan lebih bijaksana dalam menangani permasalahan tersebut. Sebaliknya orang yang berpikiran sempit akan terpaku pada satu sisi saja, hingga ia kurang obyektif dalam menangani permasalahan, mudah marah, tersinggung, dan putus asa.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab masalah keluarga yang sering muncul seperti kurangnya interaksi antar individu dalam menanggulangi permasalahan, kurangnya komitmen dalam keluarga, peran yang kurang jelas dan kaku dari anggota keluarga, kurangnya kestabilan menghadapi lingkungan, dan tidak lancarnya komunikasi antar keluarga.

Baca Juga :  UMM Ikut Semarakan Hardiknas di Loteng

Pola asuh yang diterapkan orang tua baik itu perhatian, komunikasi, maupun tidakan sehari-hari akan sangat memengaruhi perkembangan kepribadian anak hingga dewasa. Namun, kebanyakan keluarga sering kali menghadapi tantangan, seperti kurangnya komunikasi, perhatian yang terbatas, dan konflik internal.

Hal ini dapat berdampak buruk bagi anak, terutama jika orang tua mendidiknya dengan kekerasan atau hanya mengandalkan perhatian secara material saja, tanpa adanya hubungan emosional. Kunci untuk menciptakan hubungan yang aman dan harmonis untuk anak adalah keluarga tanpa adanya kekerasan dan komunikasi yang baik.

Oleh karena itu, penting bagi setiap anggota keluarga untuk memiliki komitmen, komunikasi yang lancar, dan fleksibilitas dalam menjalankan peran masing-masing untuk menangani masalah secara bijaksana. Keseimbangan ini akan membantu menciptakan generasi yang memiliki karakter positif dan tangguh di masa depan. (*)