Penyeberangan Wisatawan Bali-Gili Diklaim Stabil

APGT: Pariwisata Gili Terdampak Kenaikan Tarif Tiket Pesawat

Penyeberangan Wisatawan Bali-Gili
KAPAL CEPAT : Penumpang atau wisatawan dari Bali tiba di Dermaga Pelabuhan Bangsal. Wisatawan yang datang ke KLU relatif lebih banyak menggunakan kapal cepat dari Bali. (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG — Saat ini kunjungan wisatawan ke Lombok berkurang drastis akibat kenaikan harga tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar. Kondisi ini tentu memperpuruk pariwisata Lombok di tengah upaya bangkit dari pemulihan pascagempa.

Lantas bagaimana dengan pariwisata di Kabupaten Lombok Utara (KLU), utamanya yang berkunjung ke destinasi Gili Trawangan, Meno, dan Air, karena wisata gili relatif lebih banyak bergantung dari kapal cepat dari Bali?

BACA JUGA: Penerbangan belum Normal, Okupansi Hotel Turun Drastis

Petugas Pengawas Tertib Bandar dan Berlayar Syahbandar Bangsal, Mahdi mengatakan, sejak harga tiket pesawat melonjak, penumpang yang datang dari Bali cenderung stabil. Tidak ada pelonjakan penumpang. Terhitung rata-rata ada 750 penumpang per hari datang dari Bali, itupun didominasi wisatawan mancanegara, sedangkan domestik sekitar 10 persen atau 75 penumpang. “Selama kenaikan tiket pesawat belum ada kelihatan pengaruh dari segi penumpang,” katanya kepada Radar Lombok, Rabu (13/2).

Baca Juga :  Gili Trawangan Masih Tahap Pembenahan

Sebelum gempa, wisatawan yang masuk perhari mencapai 1.200 orang. Namun normalnya itu 2.000 lebih per hari, itu kalau Bali juga ramai. “Yang baru melayani penyeberangan, yaitu Eka Jaya, Wahana, dan beberapa fast boat yang berkapasitas 50 orang,” terangnya.

Kabid Promosi Disbudpar KLU, Setiadi mengungkapkan, harga tiket yang mahal dan bagasi berbayar di pesawat, tidak berpengaruh terhadap angka kunjungan ke KLU, karena 80 persen wisatawan yang datang ke KLU menggunakan kapal cepat dari Bali. Dari BIL sendiri tidak seberapa. Terlebih mereka mampir ke sana kemari, baru ke KLU. “Kalau kita ini punya jalur khusus, sehingga tidak berpengaruh,” ungkapnya.

Catatannya, wisatawan mancanegara yang datang dari Bali tiga hari lalu ada 16 kapal cepat. Yang sudah operasi yakni Gagari, Eka Jaya, Wahana, dan Putri Island.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Gili Trawangan (APGT) Accok Basok Zani mengungkapkan, angka kunjungan wisatawan ke Gili Trawangan menurun drastis lantaran harga tiket pesawat mengalami lonjakan. Sementara Gili Trawangan mengharapkan angka kunjungan sebagian besar dari Bali. “Angka kunjungan wisatawan di Gili Trawangan menurun (belum ramai), karena wisatawan yang datang ke Gili ini tiba dari Bali, kan mereka terbang lewat sana,” ungkapnya kepada Radar Lombok, Rabu (13/2).

Baca Juga :  Tanggal Penertiban di Gili Air dan Meno Belum Final

BACA JUGA: Bahu Jalan Gili Trawangan Dilarang Jadi Tempat Usaha

Ia menyebutkan, apa yang disampaikan Dinas Pariwisata NTB terkait Gili Trawangan sudah ramai tidak bisa dipercaya, sebab pihak dinas terkait tidak pernah turun mengecek kondisi, hanya menerima laporan dari atas mejanya saja.

Ia mengatakan, 10 hari terakhir kunjungan wisatawan masih sepi. Apalagi low season (musim sepi) pada Januari-April. Belum lagi ditambah dengan naiknya harga tiket pesawat. (flo)

Komentar Anda