GIRI MENANG-Penyeberangan perdana Surabaya-Lombok melalui Pelabuhan Tanjung Perak ke Pelabuhan Pelindo Lembar akan dilaksanakan mulai Kamis (1/12) dan akan tiba di Lembar pada Jumat (2/12). Penyeberangan menggunakan KMP Legundi ini memakan waktu 21 jam. Jauh lebih cepat dari pada harus melalui daratan Pulau Bali hanya untuk menuju Lombok atau Surabaya. “Saat ini masih ada subsidi. Tarif menyeberangnya hanya Rp 47 ribu untuk anak-anak dan Rp 72 ribu untuk dewasa,” ungkap General Manajer PT. ASDP Indonesia Ferry Pelabuhan Lembar, Anton Murdianto, saat memberikan keterangan pers Rabu (30/11).
Dalam perjalanan 21 jam tersebut, penumpang akan mendapatkan gratis makan satu kali. Kemudian bagi penumpang yang mengantuk, bisa memanfaatkan matras yang tersedia untuk tidur gratis. “Jadi untuk tiketnya bisa dipesan jauh-jauh hari, pembayarannya bisa transfer,” jelasnya.
Dijelaskan pula, karena armada sementara hanya satu, jadwal pemberangkatan juga masih terbatas. Dari Lembar sendiri dijadwalkan berangkat setiap Rabu dan Sabtu pukul 16.00 WITA. Sementara dari Surabaya setiap Senin dan Kamis pukul 20.00 WIB.
Dijelaskan Anton, pembukaan penyeberangan langsung Surabaya-Lembar ini sendiri sebagai bentuk nyata mewujudkan tol laut. Selain untuk mengurangi padatnya arus kendaraan yang melewati Bali yang fokus pada pariwisata. KMP Legundi sendiri diklaim mampu mengangkut hingga 1.300 orang dan 150 kendaraan roda empat dan dua dengan kecepatan 15 knot.
Manajer Umum dan Teknik PT. Pelindo III Lembar Agus Hardiyanto mengatakan, KMP dengan tiga dek ini akan berlabuh di Pelabuhan Pelindo Lembar. Pihaknya pun sudah melakukan persiapan untuk menerima kedatangan KMP dengan panjang 109 meter tersebut.
Sementara itu salah seorang pejabat Syahbandar Pelabuhan Lembar, Pariman, mengatakan, pihaknya masih belum menerima data lengkap KMP Legundi. Menurutnya data kapal sangat penting untuk melihat apakah kapal yang dimaksud laik berlayar atau tidak. Selain juga sebagai data awal melakukan pengecekan ke dermaga yang akan dipakai untuk fasilitas sandar. Bila perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu sebelum dioperasikan komersil.
Menanggapi Syahbandar, Anton mengatakan, persoalan tersebut sebenarnya sudah selesai dibahas di Surabaya. Hanya saja, diakuinya belum melakukan koordinasi lanjutan dengan Syahbandar. “Itu akan kami lakukan. Kami mengakui bahwa koordinasi intensif belum kami lakukan. Kami berterima kasih atas masukannya,” tandasnya.(zul)