Penyeberangan Kayangan-Poto Tano Ditunda Akibat Cuaca Buruk

Aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur.

SELONG–Penyeberangan dari Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur menuju Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa, ditunda sementara akibat cuaca buruk yang melanda wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (8/2).

General Manager ASDP Kayangan, Heru Wahyono, mengonfirmasi bahwa penundaan ini dilakukan karena kecepatan angin yang cukup tinggi di sekitar Pelabuhan Kayangan.

“Untuk penyeberangan memang dilakukan penundaan karena kecepatan angin yang cukup kuat,” ujar Heru kepada Radar Lombok, Sabtu (8/2).

Menurutnya, kondisi cuaca di sekitar pelabuhan cukup ekstrem, sehingga untuk keselamatan penumpang, pihak UPT memutuskan untuk menunda penyeberangan sampai angin mereda.

Heru menjelaskan bahwa keputusan untuk menunda atau membuka kembali layanan penyeberangan merupakan kewenangan Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) Kelas II NTB.

“Kalau anginnya kuat, dilakukan penundaan, tetapi kalau sudah reda, penyeberangan dibuka kembali. Jadi, disesuaikan dengan kondisi alam,” tambahnya.

Ia juga mengimbau para penumpang untuk bersabar dan memahami situasi ini, mengingat kebijakan penundaan bertujuan untuk menjaga keselamatan bersama.

BPTD Kelas II NTB telah mengeluarkan edaran resmi terkait penghentian sementara penyeberangan akibat kondisi cuaca yang tidak bersahabat. ASDP sebagai operator hanya dapat mengikuti dan mematuhi aturan tersebut.

“Keselamatan adalah yang utama. Karena cuaca siapa yang bisa memprediksi? Kami mengacu pada prakiraan BMKG dan kondisi aktual di lapangan,” kata Heru.

Beruntung, meski ada penundaan, jumlah penumpang yang menyeberang dari Kayangan ke Poto Tano relatif lebih sedikit dibandingkan hari-hari biasa, sehingga mengurangi potensi kepadatan di pelabuhan.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem di NTB dalam sepekan ke depan. Hujan lebat disertai angin kencang diperkirakan akan melanda sejumlah daerah akibat dinamika atmosfer yang meningkatkan pembentukan awan konvektif.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok, Juliani Intan Sari, menjelaskan bahwa kondisi ini juga dipengaruhi oleh aktifnya gelombang ekuatorial Rossby dan Kelvin.

“Monsoon Asia yang membawa massa udara dingin dari Asia melewati Indonesia, serta adanya konvergensi di wilayah NTB, mendukung akumulasi massa udara yang akhirnya membentuk awan konvektif penyebab hujan lebat,” jelas Intan.

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang tinggi di perairan NTB yang dapat mencapai 4 meter. Gelombang tinggi 2,5 – 4 meter berpotensi terjadi di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, dan Samudra Hindia selatan NTB. Gelombang tinggi 1,25 – 2,5 meter diperkirakan terjadi di Selat Sape bagian selatan. Gelombang 0,5 – 1,25 meter berpotensi di Selat Lombok bagian utara, Selat Alas bagian utara, perairan utara Sumbawa, dan Selat Sape bagian utara.

BMKG mengimbau masyarakat, terutama yang berada di wilayah rawan bencana, untuk meningkatkan kewaspadaan dan terus memantau informasi cuaca terbaru guna menghindari risiko akibat cuaca ekstrem. (rat)

Baca Juga :  Sinergi dengan Tokoh Agama Diperkuat