Penyaluran KUR Sektor Perdagangan Anjlok

USAHA MIKRO : Salah satu usaha mikro di Kota Mataram tengah memproduksi roti.(DEVI HANDAYANI /RADAR LOMBOK)

MATARAM – Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Pembendaharaan (DJPb) Provinsi NTB mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Ultra Mikro (UMi) hingga 30 September 2020 mengalami peningkatan signifikan mencapai 9,34 persen dari periode yang sama di 2019 lalu.

Kepala Kanwil DJPb Provinsi NTB Syarwan menyebut, penyaluran KUR dan UMi dari Januari sampai akhir September 2020 mencapai Rp 2,70 triliun. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama, yakni mencapai Rp 2,47 triliun. Apalagi pada 2020 ini dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19, terdapat skema super mikro dengan realisasi mencapai Rp 17,69 miliar.

“Sampai dengan September 2020 penyaluran KUR dan kredit UMi ini mengalami peningkatan signifikan. Kemarin penyaluran sampai Agutus sempat mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2019,” ujar Syarwan.

Rincian penyaluran KUR mulai dari usaha kecil mencapai Rp 765 miliar, usaha mikro Rp 1,8 triliun, supermikro Rp 17 miliar, biaya pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebesar Rp 10 miliar, dan UMi mencapai Rp 57 miliar. Realisasi tersebut jika dibandingkan dengan 2019 beberapa diantaranya mengalami peningkatan dan menurun.

Untuk kredit kredit kecil dan TKI, penyalurannya dari tahun 2019 sedikit lebih besar jika dibandingkan tahun ini. Sedangkan kredit mikro dan UMi meningkat, tapi supermikro baru ada realisasinya tahun ini.

Meskipun penyaluran KUR dan UMi mengalami peningkatan, namun berdasarakan per sektor terdapat beberapa sektor ada penyalurannya mengalami peningkatan cukup signifikan. Seperti pada sektor pertanian, perburuan dan kehutanan meningkat 32,72 persen dari 2019 lalu. Kemudian penyedia akomodasi dan penyedia makan minum sebesar 43,71 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 40,86 persen, perikanan 27,29 persen, dan sektor industri pengolahan 16,93 persen.

“Yang turun penyalurannya dibanding tahun lalu per sektor itu ada perdagangan besar dan eceran itu minus 6,97 persen, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan -29,94 persen, kemudian pertambangan dan penggalian -15,35 persen,” sebutnya.

Menurut Syarwan, di tengah kondisi pandemi Covid-19, penyaluaran kredit justru mengalami peningkatan dari masing-masing perbankan. Meskipun sebelumnya ditakutkan akan menurun, karena melihat kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat menurun, namun justru sebaliknya. Bahkan hingga akhir September penyalurannya justru meningkat.

“Jika dilihat setiap kabupaten/kota penyaluran KUR dan UMi paling banyak di daerah Sumbawa Barat, disusul Lombok Timur dan Lombok Tengah,” pungkasnya. (dev)

Komentar Anda