Ada dua jenis air yang bisa dibeli warga. Yaitu air bersih yang digunakan untuk minum, memasak dan mandi. Lalu ada air yang digunakan untuk kebutuhan lainnya seperti membuat batu bata. Harga air bersih untuk kebutuhan minum dan mandi disebutnya lebih mahal. ” Air untuk minum dan mandi lebih mahal. Sedangkan untuk membuat bata lebih murah. Bisa seharga Rp 50 ribu satu drum,” katanya.
Karena air bersih didapatkan dengan membeli, warga irit dalam menggunakannya. Warga biasanya hanya mandi satu kali dalam satu atau dua hari. ” Mandinya bisa satu kali sehari. Itupun kalau ada airnya. Kami biasa jarang mandi,” ungkap Saptiah.
Sulitnya mendapatkan air bersih juga berimbas pada jatah minum. Saptiah mengatakan, sangat irit untuk meminum air. Ia dan keluarga akan meminum air seperlunya saja. Itu dilakukan agar persediaan air yang dipunya tidak cepat habis. ” Bahkan kalau habis, kami keliling untuk meminta satu teko air di tetangga yang punya,” terangnya lirih.
Warga lainnya, Hj Fatimah mengatakan, warga sangat membutuhkan uluran tangan dari pemerintah. Bantuan ini diharapkan segera dilakukan secara nyata. ” Saya sih inginnya bupati bisa datang kesini. Kalau kesini dia bisa melihat langsung keadaan warganya. Tapi kan memang tidak pernah datang. Kami disini kesulitan air tiap kekeringan datang,” ungkapnya penuh harap.