Penurunan Kasus Stunting di Lotim Terbaik di NTB

LAUNCHING: Wagub NTB dan Bupati Lotim, melakukan launching Gerakan Gotong Royong Bhakti Stunting di Desa Lendang Nangka Utara, Kecamatan Masbagik, Senin (22/5). (M GAZALI/RADAR LOMBOK)

SELONG — Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah melaunching Gerakan Gotong Royong Bhakti Stunting, bertempat di halaman Kantor Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Senin (22/5).

Dalam sambutannya, Wagub NTB yang akrab disapa Ummi Rohmi ini menjelaskan, bahwa Gerakan Bhakti Stunting merupakan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Lotim, untuk menuntaskan dan menurunkan angka stunting di Lotim.

“Intervensi penanganan stunting harus tepat sasaran, baik penggunaan anggaran maupun kualitas penanganannya,” ungkap Ummi Rohmi.

Ummi Rohmi juga mengatakan, bahwa program gotong royong akan mendorong semua stakeholder terkait, para pelajar dan masyarakat untuk menggalang sumbangan telur secara sukarela. Kemudian didistribusikan ke desa-desa yang mengalami masalah stunting.

Selain itu, Ummi Rohmi juga mengapresiasi kerja sama Pemkab Lotim bersama Kepala Desa, Kader Posyandu, PKK, dan lainnya, yang telah berhasil menangani stunting, sehingga dari tahun ke tahun stunting di Lotim terus mengalami penurunan.

Wagub Ummi Rohmi juga memberikan apresiasi ke Pemkab Lotim, karena telah berhasil menurunkan angka kasus stunting. Buktinya tahun 2022, angka kasus stunting di Lotim berhasil turun 2 persen, dibandingkan dengan tahun 2021.

Atas keberhasilan itu, maka Lotim sekarang tidak lagi menjadi kabupaten penyumbang kasus stunting di NTB. “Keberhasilan Lombok Timur menurunkan angka stunting, tak lepas karena berbagai terobosan yang telah dilakukan dengan berbagai OPD terkait,” kata Wagub.

Lebih lanjut disampaikan, stunting adalah salah satu program prioritas Nasional, dikarenakan banyaknya dampak dari stunting terhadap SDM di masa yang akan datang. Untuk itu, penurunan stunting merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, bahkan dihilangkan dari NTB.

Baca Juga :  Lotim Siapkan Diri Jadi Lokasi PON 2028

“Tapi memang angka stunting di Indonesia ini secara Nasional datang dari angka survei. Tetapi Alhamdulillah, Lombok Timur sudah bisa membuktikan bahwa NTB, khususnya Lombok Timur, bisa menyajikan data by name by address,” terang Ummi Rohmi.

Disebutkan, provinsi yang bisa menyajikan data stunting by name by address di Indonesia hanya Provinsi NTB. Bahkan data stunting by name by address yang telah terinput sampai saat ini telah mencapai 100 persen.

Ter inputnya data stunting by name by address, tidak lepas dari aktifnya para kader Posyandu dan Puskesmas dalam menginput data stunting. JUga diakui Wagub, kasus stunting di Lotim selama lima tahun terakhir ini mengalami penurunan yang sangat tajam, jika dibandingkan dengan angka stunting pada lima tahun sebelumnya yang hampir mencapai 40 persen.

“Penurunan kasus stunting di Lombok Timur  sangat tajam, karena tepat intervensinya. Posyandu-nya aktif, petugas Puskesmas juga aktif, jadi semuanya aktif. Sehingga sangat tepat sekali Bupati memilih Kadis Kesehatan,” ujar Ummi Rohmi.

Melihat penurunan kasus stunting di Lotim, Wagub optimis pada tahun mendatang kasus stunting di NTB, khususnya di Lotim bisa mencapai target nasional sebesar 14 persen. “Kami harap ini bisa dipertahankan, meski kami dan Pak Bupati sudah tidak menjabat lagi nanti,” harap Ummi Rohmi.

Sementara itu, Bupati Lotim HM Sukiman Azmy berharap kepada Puskesmas, Desa hingga Kepala Dusun, bisa mengawal program bakti sosial ini dengan sebaik-baiknya, agar program ini bisa berjalan dengan baik dan tepat sasaran. “Jangan sampai telur-telur ini dinikmati oleh orang tua anak. Tetapi pastikan yang menikmati telur-telur ini adalah anak-anak yang terkena stunting, supaya program ini bisa tepat sasaran,” pinta Sukiman.

Baca Juga :  Petani Stroberi Gagal Panen

Hal sama juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Lotim, H Pathurrahman, bahwa pengendalian stunting di Lotim memang menjadi perhatian serius, bahkan jadi perhatian Nasional. Hal ini dikarenakan stunting sangat berdampak terhadap generasi muda pada tahun yang akan datang. “Alhamdulillah selma kepemimpinan SUKMA, penurunan stunting di Lombok Timur sangat luar biasa jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Secara konseptual ada dua dampak yang disebabkan oleh stunting, yakni dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendeknya adalah perkembangan otak yang tidak stabil. Demikian perkembangan tumbuh dan pertumbuhan organ tubuh. Tentu saja jangka pendek ini akan berpengaruh terhadap jangka panjang seperti pendidikan dan prekonomian.

“Jika perkembangan otak tidak baik, maka otomatis anak tidak akan bisa sekolah tinggi, karena tidak mampu menyerap pelajaran yang terlalu berat. Sementara kalau pendidikan hanya sampai di level rendah, maka akan berpengaruh terhadap pendapatan atau perekonomian yang rendah juga,” ujar Pathurrahman.

Dalam kegiatan launching Gotong Royong Bhakti Stunting itu, juga dirangkaikan dengan penyerahan bantuan oleh Wagub NTB, seperti alat timbangan elektrik dan ribuan telur kepada puluhan Kepala Desa di Kecamatan Masbagik. (lie/cr-rat)

Komentar Anda