Penurunan Angka Kemiskinan Lotim Tertinggi di NTB

Kemiskinan : Angka kemiskinan di Lotim mengalami penurunan yang cukup signifikan bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan semua kabupaten/kota di NTB. (Dok/Radar Lombok )

SELONG – Lombok Timur mencatat tren penurunan angka kemiskinan tertinggi di NTB tahun ini dengan persentase mencapai 1,2 persen. Hal itu disampaikan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Lotim Ahmad Masfu kemarin.

Ia menegaskan bahwa meskipun angka kemiskinan di Lotim masih tinggi, penurunan yang signifikan menunjukkan komitmen Pemkab Lotim dalam mengatasi masalah ini.“Penurunan kemiskinan di NTB hanya 0,9 persen , sementara kita berhasil mencapai 1,2 persen.  Berarti sekitar 12 ribu orang telah terangkat dari kemiskinan, dari total 193 ribu penduduk miskin di Lotim,” jelas Masfu.

Ia juga menekankan bahwa perekonomian Lotim mengalami peningkatan berkat program-program pemerintah, termasuk inisiatif Lotim Berkembang, yang diharapkan akan terus berlanjut oleh bupati dan wakil bupati terpilih. Namun, tantangan tetap ada.

Baca Juga :  Lotim Luncurkan Sekolah Ramah Anak

Sebelumnya Kepala BPS Lotim  Muhadi menyebutkan  jumlah Penduduk miskin saat ini 185.030 jiwa dari 193,630 dengan penurunan sekitar 12.614 jiwa lebih. Penurun tersebut, menurutnya tidak lepas dari upaya Pemerintah Daerah berkat kondisi perekonomian yang terus membaik salah satunya inflasi yang terkendali. ” Pemkab Lotim alam beberapa waktu terakhir melakukan berbagai upaya dalam pengendalian inflasi seperti Silaturahmi untuk Lotim Berkemajuan (SULTan),” ungkap Muhadi.

Selain itu, perekonomian Lombok Timur yang masih didominasi sektor pertanian dengan hasil panen yang baik, ongkos buruh baik pertanian maupun buruh juga mengalami peningkatan sehingga meningkatkan pula daya beli masyarakat. Tidak menampik adanya faktor pendistribusian beras bagi masyarakat miskin yang tepat waktu dan tepat sasaran sebagai hasil koordinasi pemda dengan Bulog yang juga memberi andil,. ” Adanya faktor UHC yang telah dicapai Lombok Timur berdampak terhadap peningkatan daya beli sebab biaya kesehatan masyarakat yang ditanggung Pemda dapat dialihkan untuk pemenuhan kebutuhan pokok lainnya” terangnya.

Baca Juga :  Bawaslu Minta Klarifikasi Relawan Sahabat Ganjar

Tidak heran jika indeks kedalaman kemiskinan Lombok Timur juga turun 0,91 poin dibanding tahun sebelumnya, menjadi 2,66. Indeks Kedalaman kemiskinan merupakan gambaran rata-rata jarak pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Garis kemiskinan Lombok Timur sendiri adalah Rp. 583.957.Sementara itu indeks keparahan kemiskinan turun 0,39 poin dari tahun 2023 menjadi 0,77 pada tahun 2024 ini. ” Indeks keparahan kemiskinan ini menggambarkan penyebaran atau ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi indeks ini, maka semakin tinggi ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin” tutup Muhadi. (lie)

Komentar Anda