Penukaran Uang di NTB Tembus Rp 2,03 Triliun

Penukaran Uang di NTB
PENUKARAN UANG: Puluhan warga antri untuk melakukan penukaran uang pecahan kecil di Taman Sangkareang beberapa waktu lalu sebelum lebaran. (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Permintaan uang untuk kebutuhan lebaran di Provinsi NTB cukup tinggi dibandingkan dengan kondisi tahun 2016 lalu. Kondisi perekonomian yang belum stabil dan masih lesu, tak lantas membuat penarikan uang tunai untuk kebutuhan lebaran Idhul Fitri 1438 Hijriah di Provinsi NTB ikut turun. Justru penarikan uang tunai untuk kebutuhan lebaran mencapai Rp 2,03 triliun, naik lebih dari 50 persen dari realisasi untuk kebutuhan lebaran di tahun 2016 lalu.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Wahyu Yuana Hidayat menyebut bahwa BI Perwakilan Provinsi NTB menyiapkan sebesar Rp 2,9 triliun untuk pecahan kecil, khususnya uang rupiah tahun emisi (TE) 2016 khusus di Provinsi NTB untuk kebutuhan uang tunai lebaran. “Kebutuhan uang tunai untuk lebaran terealisasi mencapai Rp2,03 triliun,” kata Wahyu Yuana, Minggu (2/7).

Jika dibandingkan dengan realisasi kebutuhan uang tunai lebaran di tahun 2016 lalu, lanjut Wahyu, dimana sebesar Rp1,7 triliun uang tunai ditarik melalui perbankan dan juga penukaran uang pecahan kecil di seluruh perbankan, serta melalui kas keliling yang disiapkan oleh Bank Indonesia NTB dan juga sejumlah lembaga perbankan yang ada di Kota Mataram.

Baca Juga :  Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja Timpang

Wahyu menyebut total uang yang keluar dari Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB untuk kebutuhan lebaran Idhul Fitri 14387 Hijriyah di Provinsi NTB sebesar Rp 2,03 triliun, tidak hanya sebatas untuk penukaran uang tunai secara langsung oleh masyarakat, melainkan juga termasuk kas titipan di Sumbawa dan Bima yang ada di bank, untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat melalui penarikan tabungan dan juga melayani penukaran bagi masyarakat yang langsung ke bank di Pulau Sumbawa.

Berdasarkan data dari Perwakilan BI Provinsi NTB, bahwa uang pecahan Rp 5.000 dan Rp 10.000 menjadi yang terbesar realiasi penukaran uang tunai dari masyarakat. Dimana untuk uang kertas TE 2016 diantaranya pecahan kertas Rp 100.000 sebanyak Rp 444,6 juta, uang pecahan kertas Rp 50.000 sebanyak Rp 704,9 juta, dan uang pecahan Rp 20.000 sebanyak Rp 5,5 miliar. Selanjutnya uang kertas pecahan Rp 10.000 sebanyak Rp7,3 miliar, uang pecahan kertas Rp 5.000 sebanyak Rp7,4 miliar, uang kertas pecahan Rp 2.000 sebanyak Rp3,1 miliar, dan uang kertas pecahan Rp 1.000 sebanyak Rp 110 juta.

Baca Juga :  BI NTB Kembangkan Tanaman Cabai Organik

Tak hanya uang kertas, lanjut Wahyu, masyarakat ada juga yang menukar untuk kebutuhan uang tunai logam untuk berbagai pecahan. Seperti uang logam pecahan Rp 1.000 sebanyak Rp71 juta, uang logam Rp 500 sebanyak Rp15,750 juta, uang logam pecahan Rp 200 sebanyak Rp 2juta dan uang logam pecahan Rp 100 sebanyak Rp 300 ribu.

Sementara itu, di Bank Mandiri Cabang Mataram penukaran uang pecahan kecil di seluruh wilayah Provinsi NTB mencapai Rp 540 miliar. Pecahan uang kecil yang banyak ditukar oleh masyarakat di NTB adalah pecahan Rp 5.000 dan Rp 10.000.

Selain penukaran uang secara tunai, Bank Mandiri juga menyiapkan transaksi penukaran uang kecil secara tunai ataupun melalui transaksi ATM di Bank Mandiri mencapai Rp 77 miliar. “Kami siapkan hampir Rp 500 miliar untuk wilayah NTB,” kata Vice President Area Head Mataram, Gunawan Edi Sasongko. (luk)

Komentar Anda