Penukaran Tiket MotoGP Disebut Kelas Kampungan

BERKERUMUN: Tampak calon penonton MotoGP berkerumun di depan loket penukaran tiket di eks bandara Selaparang, Kota Mataram, Kamis (17/3). Faisal haris/radar lombok)

MATARAM – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB, Hj Baiq Isvie menyoroti soal terjadinya antrean panjang calon penonton MotoGP saat penukaran tiket di eks bandara Selaparang, Kota Mataram sejak dibuka pada 16 Maret 2022 kemarin.

Terlebih, kondisi hari kedua penukaran tiket MotoGP di lokasi yang sama pada Kamis (17/3) kembali terjadi antrean panjang. Untuk itu DPRD NTB, kata Isvie meminta kepada penyelenggaran untuk membah jumlah loket dan petugas yang melayani penukaran tiket. Supaya memudahkan para calon penonton MotoGP yang hendak menukarkan tikernya. “Kita DPRD minta lebih banyak loket dan petugas untuk memudahkan (calon penonton,” kata Isvie.

Menurut Isvie, seharusnya pihak penyelenggara bisa mengantisipasi agara tidak terjadi antrean saat calon penonton MotoGP menukarkan tiket. Terlebih dengan jumlah penonton yang menukarkan tiket puluhan ribuan. “Harusnya antisipasi dan kesiapan panitia dari awal. Penonton puluhan ribu,” ucapnya.

Apalagi calon penonton MotoGP  yang datang untuk menukarkan tiket, tidak hanya warga NTB tetapi warga dari luar NTB. Tentu hal ini sangat disayangkan bila tidak segara diatasi. “Karena kasihan orang antri panjang dan melelahkan  dari luar daerah,” tandasnya.

Pentauan Radar Lombok pada hari kedua, sejak pagi calon penonton sudah berbondong-bondong menuju loket penukaran tiket. Namun hingga pukul 12:00 Wita masih banyak yang belum mendapatkan giliran untuk menukarkan tiket. Di sana, para calon penonton akan mendapatkan gelang untuk digunakan masuk ke dalam sirkuit pada saat gelaran MotoGP  yang akan berlangsung pada 18-20 Maret 2022 di Sirkuit Mandalika. “Saya ngantre dari pukul 7:00 Wita. Tapi sampai pukul 12:00 Wita saya belum dapat giliran,” tutur Mukti warga dari Kota Mataram.

Baca Juga :  Isu Ajukan Pensiun Dini, Kadisnakeswan: Kabar Hoaks

Dikatakan Mukti, antrean panjang memang sudah terjadi sejak pukul 07:00 Wita, sebelum loket penukaran dibuka pada sekitar pukul 08:00 Wita. Meski kondisi ini harus bisa diantisipasi dari awal oleh penyelenggaran, baik oleh PT. ITDC maupunPT Dyandra Promosindo selaku penyelenggaran penukaran tiket bagi para calon penonton dengan memperbanyak loket penukaran. “Sebenarnya ini bisa diantisipasi dari awal oleh penyelenggara. Sehingga kita tidak tidak berdesak-desakan seperti ini. Bayangkan kita antrean sudah berjam-jam belum dapat giliran sampai sekarang,” tambahnya.

Jumlah loket penukaran yang disiapkan penyelenggara hanya 10 loket yang berada di satu tempat tertutup. Hal ini menurut Mukti tentu sangat kurang sekali. Apalagi jumlah calon penonton yang datang sampai ribuan orang. “Jadi kita minta penyelenggara segara tambah stan loket penukaran. Masa stan loket hanya dibuat satu tempat saya. Sementara orang antrean ribuan,” tuntutnya.

Ia juga menyarankan penyelenggara supaya membuat nomor antrean bagi calon penonton MotoGP yang hendak menukarkan tiketnya. Sehingga tidak terjadi desak-desakan, saling rebut-rebutan seperti ini. “Bagusnya memang pakai normor antrean mas. Jadi kita tidak saling rebut-rebutan dan saling desak-desakan seperti ini. Khawatir kalau seperti ini akan terjadi hal yang kita tidak inginkan,” tambahnya.

Senada juga disampaikan Ahmad asal pulau Jawa, sejak pagi sudah berada di lokasi antrean namun belum dapat giliran karena antrean yang cukup panjang. “Belum kita dapat sampai sekarang mas. Padahal kita sudah antre dari pagi,” keluhnya.

Ahmad tidak menduka akan terjadi antrean yang cukup panjang seperti ini. Pasalnya, sejak tiba di Lombok, ia langsung menuju lokasi penukaran tiket di eks bandara Selaparang mengingat lokasi penginapan di Mataram. “Tapi setiba di sini, antrean sudah cukup banyak. Sementara loket yang disiapkan terbatas. Seharus diperbanyak dong, masak event kelas dunia tapi pelayanan seperti event kelas kampung,” kesalnya.

Baca Juga :  Dihadiri Ribuan Orang, Perputaran Uang Bau Nyale Capai Rp 600 Juta

Tidak hanya Mukti dan Ahmad yang merasa perihnya antrean pukaran tidak, namun sebagian besar calon penonton merasakan yang sama. Bahkan, Romi salah satu pelaku trevel agent yang sejak kemarin (Rabu) telah merasakan antrean panjang. “Saya juga pada hari pertama kemarin antre dari jam 7 sampai jam 6 sore baru dapat. Sekarang lagi kami merasakan antre dari jam 10 sampai jam 12 belum dapat giliran,” tuturnya.

Menurut, Romi seharusnya penyelenggara belajar dari hari pertama, sehingga antrean tidak terulang lagi seperti hari pertama. Salah satunya dengan menambah stan maupun loket penukaran tiket. “Supaya antrean tidak panjang seperti ini. Coba kita bayangkan yang antre ribuan tapi loket hanya 10 saja,” keluhnya.

Media ini, mencoba konfiramsi pihak penyenggaran tetapi belum ada satupun yang dapat memberikan keterangan. Karena masih sibuk melayani penukaran tiket dari para calon penonton yang stay didepan loket masing-masing.

Sementara, Kepala Dinas PUPR NTB, Ridwan Syah mengatakan pihaknya telah menyarankan agar loket penukaran ditambah oleh pihak penyenggara. Tapi rupaya tidak diindahkan.”Yang jelas saya sudah minta kemarin (Rabu) supaya ditambahkan (loket). Tapi mungkin mereka (panitia) masalah dengan kesiapan tenaga dan alatnya,” singkapnya. (sal)

Komentar Anda