Penonton WSBK Dominasi Lokal, Festival Kuliner Batal

BATAL DIGELAR: Festival Kuliner di Jalan Flamboyan Lapangan Sangkareang, yang sedianya dilaksanakan dua hari untuk menyambut gelaran WSBK, karena penonton didominasi warga lokal NTB, akhirnya batal digelar. (ALI/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Festival Kuliner di Kota Mataram yang dipersiapkan untuk memeriahkan ajang balap motor dunia World Superbike (WSBK) batal digelar. Sedianya festival kuliner ini digelar dua hari di Jalan Flamboyan Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, yakni pada hari Sabtu dan Minggu saat WSBK berlangsung.
Namun kegiatan tahunan yang telah direncanakan sejak jauh hari ini dipastikan batal dilaksanakan. “Iya bisa dibilang tidak jadi, atau batal,” ujar Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram, H. Nizar Denni Cahyadi, di Mataram, Jumat kemarin (11/11).


Pembatalan pelaksanaan Festival Kuliner ini jelasnya, didasari oleh beberapa pertimbangan dan alasan. Antara lain penonton WSBK tahun ini disebutnya tidak seperti sebelumnya. Tahun ini penonton WSBK didominasi oleh penonton lokal atau dari NTB. Sedangkan penonton dari luar daerah ataupun mancanegara jumlahnya tidak begitu banyak.
Sehingga diputuskan untuk pembatalan kegiatan Festival Kuliner di Kota Mataram ini. “Sekarang kebanyakan warga lokal. Makanya nanti saja kita gelar Festival Kuliner saat MotoGP,” kata Denni.
Alasan Kota Mataram untuk membatalkan kegiatan ini cukup tepat. Karena jika tetap dilaksanakan, maka jumlah pengunjungnya dipastikan tidak maksimal dan terkesan sia-sia. Karena kalau penonton lokal, setelah menonton dipastikan langsung pulang ke rumah masing-masing.


Berbeda halnya jika penonton luar daerah. Masih ada kesempatan untuk mencari kuliner dan lainnya. ”Kan tidak maksimal hasilnya kalau pengunjungnya sedikit,” ungkap Denni.
Anggaran yang dipersiapkan untuk Festival Kuliner ini sekitar Rp 30 juta. Sehingga dengan batalnya kegiatan ini, maka anggaran akan digunakan untuk kegiatan yang lain. “Misalnya untuk kegiatan seni budaya dan lainnya. Kita bisa gunakan untuk itu,” terang Denni.


Sementara untuk kegiatan pagelaran seni tradisional menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali, 15-16 November mendatang, tetap dilaksanakan di Kota Mataram. “Festival Kuliner ini saja yang batal. Kalau untuk G-20 nanti tetap ada kegiatan seni tradisional,” jelasnya.
Sepinya penonton WSBK, lanjutnya, juga berdampak pada kunjungan ataupun okupansi (tingkat hunian) hotel di Kota Mataram.
Dari keterangan Asosiasi Hotel Mataram (AHM), okupansi hotel di Mataram saat gelaran WSBK sekitar 60 persen saja. Masih sangat jauh jika dibandingkan okupansi yang penuh saat MotoGP.


“Seperti yang saya katakan, ini (penonton) WSBK didominasi oleh penonton lokal yang menonton. Jadi okupansi kita masih stabil, atau normalnya okupansi,” tandasnya.
Sementara Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Mataram, HL Fatwir Uzali mengatakan bahwa keputusan penyelenggaraan Festival Kuliner untuk sambut WSBK, yang menentukan adalah pihak Dinas Pariwisata.
“Kalau kami hanya diminta untuk menyiapkan pesertanya saja. Kita sudah siapkan 40 UMKM yag menyediakan kuliner tradisional. Namun keputusannya ada di Dinas Pariwisata,” singkatnya. (gal)

Komentar Anda