Penjualan Rumah Subsidi di NTB Tembus 7.000 Unit

Perumahan subsidi yang berlokasi di Labuapi, Lombok Barat.(RATNA / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Real Estate Indonesia (REI) NTB mencatat penjualan rumah subsidi di Provinsi NTB sudah mencapai 7 ribu unit. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan angka backlog perumahan NTB yang mencapai 220 ribu unit.

“Rumah subsidi yang sudah terjual di NTB sekitar 7.000 ribu unit. Lebih rendah dari angka backlog NTB sekitar 220 ribu unit,” sebut Ketua REI NTB H Heri Susanto, kemarin.

Adapun lokasi rumah subsidi tersebar di Pulau Lombok, seperti pinggiran Kota Mataram, Lombok Barat bagian selatan hingga perbatasan Lombok Tengah dan Lombok Timur. Bahkan saat ini Kabupaten Sumbawa, Bima dan Kota Bima juga mulai dijajaki pengembang untuk membangun perumahan.

Hanya saja lanjut Heri, persyaratan penerima manfaat dari rumah subsidi menjadi momok bagi para pengembang. Aturan yang belum berubah sejak 3 tahun lalu menjadi pengganjal untuk menyediakan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Ia berharap Pemerintah sebagai pemangku kebijakan dapat merevisi persyaratan penerima manfaat dari rumah subsidi. Pasalnya, selain menghambat produksi, persyaratan penerima manfaat rumah subsidi yang berlaku saat ini juga akan menurunkan kualitas produksi.

Ceruk pasar untuk rumah subsidi bagi MBR, masyarakat berpenghasilan rendah yang belum bankable untuk dijadikan bankable masih sangat tipis. Sementara jika mengandalkan pangsa pasar MBR yang bankable, seperti ASN tidaklah banyak. Belum lagi bersaing dengan pengembang lainnya.

Heri menyebut persyaratan bagi MBR mestinya segera direvisi. Saat ini MBR memiliki tiga klaster, pertama MBR bankable, yaitu penerima manfaat yang kalau secara perbankan layak. Kedua MBR klaster nonbankable, yaitu penerima manfaat yang pencatatan keuangan tidak atau belum rapi, sebagai contoh para pelaku UMKM, tenaga kontrak dan lainnya. Sehingga ketika akan masuk dalam sistem perbankan dinyatakan tidak lolos persyaratan.

“Mungkin yang bisa diperbaiki adalah MBR yang belum bankable ini. Lagi pula tiap tahun serapan ASN berapa sih, kita dorong yang sulit diakses perbankan dapat dimudahkan untuk mendapatkan rumah subsidi,” harapnya. (cr-rat)

Komentar Anda