MATARAM – Sejumlah pengusaha hotel di kawasan Senggigi, Lombok Barat masih berjuang bangkit. Meski pandemi Covid-19 sudah berubah status bahkan banyak event digelar, nyatanya belum bisa menghidupkan kembali usaha mereka seperti sedia kala.
Asosiasi Pengusaha Hiburan (APH) Senggigi menilai, untuk membangkitkan kembali Senggigi, perlu dilakukan pembenahan. Salah satunya yakni perbaikan infrastruktur, agar bisa bersaing dengan daerah wisata NTB lainnya.
“Jika pariwisata membaik maka berdampak positif bagi pengusaha hiburan di Senggigi,” ujar Ketua APH Senggigi Suherman, Sabtu (2/12).
”Mau event apapun, akan sedikit sulit Senggigi ini, kecuali infrastrukturnya dibenahi,” sambungnya.
Beberapa infrastruktur yang harus dibenahi di antaranya, jalur lintas dari Senggigi menuju Pusuk. Selain itu, jalan penghubung dari desa ke desa juga perlu dibenahi agar tidak menjadi jalan yang terisolir. Saat ini masih ada tiga desa di Kecamatan Batu Layar yang jalannya belum terhubung. Di antaranya Batu Layar Induk, Batu Layar Barat dan Senggigi.
“Kalau Meninting ke Sandik, sudah ada jalannya. Dari sandik nyambung ke Teloke Desa Seteluk, jadi ketika ada kemacetan, paling tidak ada jalur alternatif. Semua pengendara jadi tidak jengkel,” terangnya.
Selanjutnya, jalan utama atau sunset road Senggigi juga perlu diperhatikan. Jalan ini memiliki daya tarik bagi wisatawan karena menyuguhkan pemandangan matahari tenggelam. Apalagi memasuki Natal dan tahun baru (Nataru) 2024, APH Senggigi berharap ada dampak peningkatan kunjungan yang bisa diberikan, baik dari hotel, restoran hingga tempat hiburan.
“Saya harapkan menjelang tahun baru ini akan ada perubahan. Memang masih berat, karena memang posisinya Senggigi ini kalau untuk hiburan posisinya di pinggir. Mataram sudah survive, apa yang mau dicari di Senggigi, sudah ada di Mataram,” terangnya.
Berbicara soal tingkat hunian hotel jelang akhir tahun ini, sudah mulai terlihat. Sekarang tinggal adanya perbaikan maupun pembangunan infrastruktur, sehingga bisa mendorong pengusaha membangun hotel-hotel kelas ekonomi ke depannya.
“Itu harapan kita, jadi tidak menengah ke atas saja, tapi menengah ke bawah pun bisa terakomodir,” tandasnya. (rie)