Pengusaha Ingin Izin Hotel Baru di Mataram Moratorium

HOTEL : Salah satu hotel di Kota Mataram yang sudah beroperasi cukup lama. (NASRI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Jumlah hotel di Kota Mataram dinilai terus bertambah. Keadaan ini dikhawatirkan berdampak kurang baik bagi persaingan bisnis di dunia perhotelan.

“Saya pikir kondisi ini perlu adanya moratorium hotel baru di Kota Mataram,” kata Owner Fizz Hotel Firadz Pariska, Sabtu (27/5).

Dikatakannya, suplay dan demand tidak seimbang. Bila kedua hal ini telah seimbang, maka tidak ada salahnya hotel baru bisa kembali ada di Kota Mataram.

Selain itu, dia berpandangan harus ada peningkatan kegiatan-kegiatan yang dapat mendongkrak kunjungan ke kota Mataram. Bila terlalu banyak hotel, harga akan turun. Sebaliknya, bila permintaan yang terlalu banyak, harga akan meroket. Baginya, harus dicari titik tengah antara permintaan dan ketersediaan ini.

Baca Juga :  Organda NTB Minta Kendaraan Luar Tidak Digunakan Saat WSBK

“Dalam mendorong kunjungan harus ada kegiatan alternatif yang bisa dihadirkan di kota ini. Sejauh ini kegiatan yang digelar dinas terkait sudah cukup baik,” imbuhnya.

Owner Sunwood Hotel Arianz Mataram I Made Agus Ariana mengatakan, saat hari normal biasanya okupansi hotel itu kisaran 30 persen. Sedangkan okupansi tinggi karena event biasanya tidak lebih dari tiga hari saja.

“Sekarang itu menjadi pekerjaan rumah bersama agar mendorong okupansi pada hari normal di luar berbagai event yang terselenggarakan,” terangnya.

Bagi pengusaha dengan okupansi harian tidak sampai dengan 50 persen jelas hal tersebut berat. Menurut dia, pemerintah daerah harusnya memiliki data valid terkait data kamar hotel secara harian okupansinya untuk bisa diambil langkah dan sikap. Salah satunya beberapa agenda yang memang terselenggara di hotel bisa kembali ditingkatkan. Termasuk memperbanyak MICE.

Baca Juga :  Kunjungan Bisnis ke China, PLN Teken Kerja Sama Pengembangan EBT

“Tempat yang pernah saya kunjungi ini izin hotel baru tidak akan ke luar kalau okupansi rata-rata kawasan tempat membangun hotel baru masih kurang dari 90 persen. Ternyata ini cukup berdampak dengan adanya campur tangan pemerintah bisa menjaga okupansi hotel yang ada tetap tinggi dan terbagi merata dengan keseluruhan hotel yang ada,” tutupnya. (rie)

Komentar Anda