Pengungsi Gunung Agung Gunakan Perahu Seberangi Selat Lombok

“Ya hanya ini yang bisa saya selamatkan, rumah di sana tidak ada yang jaga, karena di sana juga lumpuh, masyarakat takut dengan berita-berita Gunung Agung yang akan meletus,” bebernya.

Adapun tetangga yang ikut menggunakan perahu kayu atau Ferry, rata-rata memiliki keluarga di Lombok, dan mereka juga tinggal di rumah keluarga yang ada di Lombok. Alhamdulillah lanjut pria yang lahir dan tumbuh besar di Bali ini, sambutan masyarakat Meninting sangat baik. Sejak pertama di Meninting, dirinya langsung melaporkan diri ke aparat desa terkait. Kemudian beberapa hari kemudian langsung datang bantuan dari Dinas Sosial Lombok Barat. “Ada kemarin dikasi sembako, tikar. Alhamdulillah saat ini masih,” syukurnya.

Baca Juga :  Kerja Maksimal Bapenda Lobar Penuhi Target PAD

Muhidin sendiri berharap kondisi Gunung Agung segera normal agar bisa kembali ke kampung halaman, karena anak-anaknya sendiri sudah lama tidak bersekolah. “Kasian anak-anak ini tidak sekolah. Itu yang membuat saya kepikiran,” jelasnya.

Dikatakan, di desa yang dia tempati memang kebanyakan orang Islam dan warga keturunan Sasak Lombok. Cerita dari leluhur, saat Kerajaan Karang Asem dahulu ke Lombok, cukup banyak warga Sasak yang diajak ke Bali. “Jadi banyak di desa saya yang namanya Lalu. Saya lahir dan besar di sana,” jelasnya.

Baca Juga :  Belum Semua Terima Dana PKH

Kepala Desa Meninting H. Iskandar Zulkarnain sendiri mengaku sudah mengetahui ada sejumlah pengungsi asal Bali yang masuk ke desanya, tetapi untuk totalnya belum diketahui pasti. “Insha Allah nanti sore akan saya perjelas,” terangnya.

Kepala Dinas Sosial Lobar drg Hj. N iMade Ambaryati sendiri belum bisa dihubungi kemarin. Adapun Kepala BPBD NTB H. M. Rum mengatakan, pengungsi yang ada atas nama Lalu Muhidin dan keluarganya itu sudah masuk pada data BPBD NTB, melalui informasi yang dilaporkan BPBD Lobar. “Update data pengungsi: 97KK dan 315jiwa. Sudah masuk (Keluarga Lalu Muhidin) dalam data ini. (zul)

Komentar Anda
1
2