Penginapan Kontingen Porprov Terkesan Dimonopoli

SESALKAN : Para pelaku hotel melati di Kota Mataram menyayangkan penyebaran tamu hotel pada perhelatan Porprov tingkat NTB tidak merata dan banyak hotel melati tidak dilibatkan. (SUDIRMAN/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Para pengusaha hotel melati di Kota Mataram menyayangkan sikap dari KONI Kota Mataram dan KONI NTB terkait dengan penyebaran tamu hotel dan para atlet maupun pelatih yang terkesan pemilihan hotel tempat mereka menginap selama sepekan. Para pengusaha hotel melati bahkan menuding hotel tempat para kontingen Porprov menginap merupakan grup dari para pejabat KONI.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram, I Gusti Bagus Hari Sudana Putra SE atau yang akrab disapa Gus Arik menyebutkan, kalangan pengusaha dari  Perhimpunan Hotel Melati tidak dapat jatah kamar dalam perhelatan Porprov NTB. ‘’Ini sangat kita sayangkan karena terkesan dimonopoli semua sama panitia, pembagian hotel terkesan hanya grup-grup mereka,’’ sesalnya kepada Radar Lombok, Minggu (19/2).

Selama sepekan Porprov NTB, Kota Mataram sebagai tuan rumah. Sebaran penggunaan hotel hanya di beberapa hotel ternama dan miliki dari ketua Koni Kota Mataram yang mendapatkan jatah.  Seperti Lombok Raya  120 kamar, Lombok Garden 147 kamar, Idoop 64 kamar, Fave Hotel  71 kamar,  Aston IN 100 kamar,  Gria Asri 15 Kamar,  Fizz hotel 30 kamar, Wisma Tambora 30 kamar dan Hotel Mataram Square 40 kamar.

 Dikatakan Gus Arik, semestinya hotel melati diberdayakan dalam event seperti ini, bukan malam memberi porsi kepada hotel berbintang saja, padahal kategori hotel yang lain juga ada melati.  ‘’Ini bentuk protes kawan-kawan owner hotel melati kepada pemerintah melalui KONI terkait pembagian porsi Porprov, kami sangat sesalkan selama ini,’’ katanya.

Semestinya pemerintah melalui KONI NTB, sebelumnya melakukan survei hotel melati yang ada di wilayah Cakranegara atau Mataram . ‘’Sekarang sudah banyak kok hotel melati yang kamarnya layak dipakai oleh atlet se NTB untuk Porprov ini, apalagi Kota Mataram sebagai tuan rumah. Janga hanya  hotel bintang yang sudah jelas pelanggannya besar. Melati ini sudah diuber-uber dan razia Satpol PP, diperiksa secara rutin, ditagih pajak , ketika ada perhelatan Porprov, malah ditinggal,’’ kritik Gus Arik.

Dari segi kamar selama ini, hotel melati sudah mencukupi. Apalagi jumlah atlet dan pelatih yang datang dari  luar Kota Mataram mencapai 6.000 lebih. Tetunya, ini diharapkan semua hotel melati diberikan jatah dan tamu disebar di semua hotel.

Sementara itu, Ketua KONI Kota Mataram, Firadz Fariska mengatakan, untuk tamu-tamu hotel dan pelatih yang sudah disodorkan panitia KONI NTB. ‘’Kami kurang tahu soalnya, itu ranah dari panitia Koni Provinsi NTB. Kita hanya tangani atlet Kota Mataram dan samua atlet kita inapkan di hotel yang sudah ada,’’ singkatnya. (dir)

Komentar Anda