Pengibaran Bendera NU Pecahkan Rekor MURI

Peserta Pawai Taaruf Diikuti Ribuan Peserta

Pengibaran Bendera NU Pecahkan Rekor MURI
REKOR MURI: Pengibaran bendera NU di Lapangan Sangkareang Kota Mataram pecahkan rekor MURI. Nampak Senior Manager MURI Agus Rahargo menyerahkan sertifikat kepada Sekjen PB NU H Helmy Faisal Zaini Rabu kemarin (22/11). (Zulfahmi/Radar Lombok)

MATARAM – Pengibaran bendera Nahdatul Ulama (NU) di Lapangan Sangkareang Kota Mataram pecahkan rekor Museum  Rekor  Indonesia (MURI) kategori bendera organisasi masyarakat (ormas) terbesar di dunia yang pernah dikibarkan.

Pengibaran bendera ini  dalam rangka Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan  Konferensi Besar (Konbes) NU tahun 2017. Selain pengibaran bendera, digelar pawai taaruf. Pawai ini juga diwarnai keberhasilan panitia bersama peserta memecahkan rekor MURI dengan pengarakan bendera raksasa berukuran 60 X 40,20 meter di depan Islamic Center.

Peserta pawai dilepas Ketua Umum PBNU  KH Said Aqil Siradj, Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh, Sekjen PBNU H Helmy Faisal Zaini beserta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) H. Imam Nahrowi. Pawai ini semakin semarak dengan hadirnya salah satu kiai khos NU dari NTB, TGH Turmudzi Badaruddin yang juga Dewan Mustasyar PBNU. Diperkirakan, tidak kurang dari 15 ribu warga nahdliyin dan warga Kota Mataram dan NTB terlibat pada pawai monumental ini.

Dalam sambutannya, KH Said Aqil Siroj mengenang kembali, saat NU mengadakan Munas-Konbes NU di Pesantren Qomarul Huda, Bagu, 20 tahun silam. Kala itu, NU masih dianggap kaum pinggiran oleh pemerintah. Tidak heran jika kegiatan ini hanya dihadiri oleh Gubernur NTB kala itu. ”Dulu Munas NU yang dilaksanakan di Ponpes Qomarul Huda hanya dihadiri oleh Gubernur NTB H Warsito.

Tapi alhamdulillah walaupun tidak dihadiri secara resmi oleh pemerintah pusat namun menghasilkan keputusan yang penting,” katanya Rabu kemarin (22/11).

KH Said Aqil Siradj pun menegaskan bahwa NU di bawah bimbingan para ulama ahlussunnah waljamaah akan tetap berkontribusi demi keutuhan bangsa Indonesia. “Dengan semangat Islam Nusantara kita pertahankan NKRI, Pancasila, UUD dan Bhineka Tunggal Ika,” tegasnya.

Senior Manager MURI Agus Rahargo menyebutkan pemecahan rekor MURI yang diciptakan oleh NU ini bukanlah yang pertama kalinya. Pada bulan  Oktober 2017 lalu, NU sudah mencatatkan diri dalam MURI sebagai organisasi kemasyarakatan terbesar membuat bendera ukuran 45 X 30 meter. Namun  pengibaran bendera dibuat kembali dalam ukuran yang lebih besar yakni 60 X 40, 20 meter. ”Ukuran ini adalah bendera organisasi kemasyarakatan  satu-satunya yang  pernah ada dan dikibarkan di dunia. Ini malah  di NTB  memecahkan rekor  pengibaran bendera organisasi terbesar di dunia,” kata Agus.

Pada hari yang sama, Lakpesdam NU NTB mnenggelar bedah buku Maha Karya TGH Moch Shaleh Hambali. Hadir sebagai pembicara TGH Sohimun Faishal, MA dari UIN Mataram, DR H Adi Fadli, MA penulis buku, Prof Mansyur Maksum mantan rektor Unram dan staf kepresidenan Munajab, PhD.

Bedah buku tersebut dihadiri  juga dari kalangan akademisi, pemuda, mahasiswa, tokoh-tokoh NU, serta para peserta Munas dan Konbes NU di halaman utama kantor  PW NU NTB.

Ketua Lakpesdam NU NTB M Akbar Jadi alias Viken Madrid mengatakan kegiatan ini untuk  mengingatkan para generasi muda karena ada tokoh yang memiliki karya  dan ini harus  digali oleh anak muda NU untuk dikaji secara akademis. Buku-buku yang ditulis TGH Moch Shaleh Hambali   berpesan tentang revolusi mental yang berkaitan langsung dengan moralitas dan akhlak. TGH Moch Sholeh Hambali juga berpesan agar tetap menjaga persatuan, dan belajar pada ulama-ulama ahlussunnah wal jamaah.” Kegiatan ini bagian dari rangkaian Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Lombok 2017,” ujarnya.

Staf Kepresidenan  Munajab menyampaikan bahwa pemikiran beliau harus diteladani dan maha karyanya menjadi pesan moral untuk dijadikan rujukan terutama jamaah nahdliyin.(ami)

Komentar Anda