PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR SIMULASI SWANSOFT NC SIMULATION PADA MAPEL TEKNIK PEMESINAN CNC MELALUI KEGIATAN GURU KUNJUNG

Oleh : Anwar Muhamin Guru Teknik Pemesinan SMK Negeri 3 Mataram (JUARA IV LOMBA PENULISAN ARTIKEL ARTIKEL ILMIAH POPULER 2021)

Pandemi COVID-19 yang mulai terjadi di Indonesia pada bulan Februari 2020, berdampak pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan pada intinya bertujuan agar proses pembelajaran tetap berlangsung meskipun ditengah keterbatasan. Kebijakan-kebijakan tersebut secara cepat ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dimulai dari Instuksi Pendampingan dan Pengawasan Siswa Belajar di Rumah pada bulan Maret 2020, sampai pada Perpanjangan Masa Belajar Dari Rumah (BDR) sampai dengan tanggal 1 Juni 2020. SMK Negeri 3 Mataram melaksanakan kebijakan-kebijakan tersebut melalui berbagai metode.

Mulai bulan Maret 2020 berlanjut sampai akhir tahun pelajaran 2019/2021 di bulan Juni 2020, sekolah menerapkan kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) fase I dengan mengoptimalkan penggunaan media sosial, terutama aplikasi WhatsApp sebagai media penyampaian belajar dikombinasikan dengan media berbasis Google yaitu Google Form. Aplikasi Google Form yang pada dasarnya dipergunakan sebagai media kuesioner, memungkinkan mengumpulkan informasi dari pengguna (siswa) melalui survei ataupun kuis.Informasi tersebut kemudian dikumpulkan dan secara otomatis terhubung dan dapat diolah dalam bentuk spreadsheet (Wikipedia, 2021).

Meskipun aplikasi ini terbatas sebagai media survei, namun dapat dioptimalkan oleh guru-guru SMK Negeri 3 Mataram untuk menyampaikan materi baik dalam bentuk teks, gambar, bahkan video.Stuktur penyampaiannya dikombinasi antara materi (teks, gambar, video) dan tugas-tugas berbentuk soal tertulis (uraian, pilihan ganda). Kombinasi penggunaan WhatsApp dan Google Formulir dapat menjembatani komunikasi antara guru dan siswa dalam kondisi keterbatasan tatap muka.

Tingkat keaktifan siswa melalui media ini mencapai angka rata-rata 82,22%, dimana data ini diperoleh dari respon siswa yang masuk pada akun kurikulum. Prosentase rata-rata ini diperoleh dari tahapan-tahapan BDR, dari BDR I (84,21%), BDR II (81,74%), dan BDR III (80,73%). Tingkat keaktifan siswa antara BDR I, BDR II, dan BDR II yang mengalami tren penurunan tersebut dipengaruhi antara lain kejenuhan siswa dan sarana pendukung BDR. Pelaksanaan BDR fase I ini lebih menekankan pada materi-materi kompetensi pengetahuan esensial dan belum mampu menjadi media penyampaian kompetensi keterampilan siswa.

Memasuki tahun pelajaran 2020/2021, kebijakan pelaksanaan pembelajaran dikeluarkan oleh pemerintah dalam bentuk Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Keputusan Bersama tersebut memuat Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)yang dikeluarkan tanggal 15 Juli 2020.

Dinas Dikbud Provinsi NTB menindaklannjuti kebijakan tersebut melalui Surat Edaran Layanan Pembelajaran Tahun Ajaran 2020/2021, dimana arah kebijakan Dinas Dikbud Provinsi NTB ditekankan pada bentuk layanan proses belajar mengajar yang direalisasikan dalam dua fase, yaitu 1). fase transisi dimulai sejak tanggal 13 Juli sampai dengan 13 September 2020 dimana sekolah menyiapkan materi pelajaran atau penugasan pada setiap mata pelajaran untuk melayani kegiatan BDR fase II sesuai dengan kondisi dan daya dukung di setiap sekolah, dan 2) fase penyesuaian kebiasaan baru (New Normal) dilakukan paling cepat bulan September 2020, direalisasikan dalam bentuk simulasi pembelajaran pada kondisi New Normal. Sesuai dengan hasil evaluasi pada tahap BDR fase I, SMK Negeri 3 Mataram mengembangkan aplikasi pembelajaran jarak jauh untuk menunjang pelaksanaan BDR fase II.

Pertimbangan dari pengembangan aplikasi ini adalah, bahwa aplikasi pada BDR fase I belum bisa sepenuhnya mengoptimalkan penyampaian materi-materi pembelajaran kejuruan. Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor: 07/D.D5/KK/2018, kurikulum SMK terdiri Muatan Peminatan Kejuruan, meliputi: Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian (C3). Karaktersitik Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran C1, C2, dan C3 terdiri dari KD-KD dengan muatan keterampilan konkret.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konkret diartikan sebagai nyata, benar-benar ada, berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya (Kemendikbud, 2016).

Baca Juga :  Negara yang Berdaulat dan Berdikari Energi Itu Namanya Indonesia

Oleh karena itu, keterampilan konkret dapat diartikan sebagai keterampilan yang nyata dan dapat dilihat, dapat diraba, dapat didengar.Selain itu, keterampilan konkret juga seringkali memerlukan penggunaan peralatan untuk melakukan keterampilan yang dinyatakan tersebut.Esensi dari pembelajaran kejuruan menurut Prosser & Quigley (dalam Wibowo, 2020) adalah mengajarkan kebiasaan berfikir dan bekerja melalui pelatihan yang berulang-ulang. Terdapat tiga kebiasaan yang harus diajarkan yaitu: 1).kebiasaan beradaptasi dengan lingkungan kerja, 2). kebiasaan dalam proses pelaksanaan kerja dan 3. Kebiasaan berfikir dalam pekerjaan.

Selain itu, pendidikan Kejuruanmenurut Wenrich& Galloway (dalam Wibowo, 2020) dapat diartikan sebagai pendidikan yang spesial yang berfungsi menyiapkan peserta didik untuk memasuki pekerjaan tertentu, atau pekerjaan keluarga atau untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja. Berdasarkan pengertian-perngetian tersebut maka penyelenggaraan pendidikan kejuruan baik beorientasi pada penyiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja dengan memberikan pengalaman (melalui pelaksanaan pembelajaran) pada kebiasaan berpikir dalam pekerjaan, membiasakan dalam lingkungan kerja, dan membiasakan pada proses pelaksanaan pekerjaan.

Media daring yang dipergunakan pada BDR fase I belum mampu mengoptimalkan penyampaian KD keterampilan mata pelajaran kejuruan, sehingga esensi pembelajaran kejuruan sesuai definisi dari Prosser & Quigley maupun Wenrich & Galloway belum bisa terpenuhi. Oleh karena itu, SMK Negeri 3 Mataram perlu berupaya beninovasi agar KD-KD keterampilan selama BDR dapat disampaikan kepada siswa.Pada BDR fase II, SMK Negeri 3 Mataram mengembangkan media berbentuk Learning Management System (LMS).

LMS merupakan sistem untuk mengelola catatan pelatihan dan pendidikan, dengan menggunakan perangkat lunak untuk mendistribusikan program melalui internet dengan fitur kolaborasi secara daring (Wikipedia, 2021). Melalui LMS yang dibangun oleh SMK Negeri 3 Mataram ini, diharapkan guru-guru dapat mengembangkan media, baik untuk penyampaian pengetahuan konsep, fakta, maupun prosedur, serta menampilkan tutorial berbentuk video atau animasi untuk menyampaikanKD-KD keterampilan agar lebih komunikatif diterima oleh siswa. Melalui LMS ini juga, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Bagian Kurikulum, dan Orang Tua dapat terlibat secara aktif memantau perkembangan pembelajaran siswa.

Data keaktifan siswa selama BDR fase II melalui LMS selama bulan Juli 2020, ternyata menunjukkan prosentase keaktifan yang menurun drastis dibandingkan BDR fase I. Tingkat keaktifan kelas X sebesar 39,15%, kelas XI sebesar 32,55%, dan kelas XI sebesar 38,01%. Hasil ini sangat diluar perkiraan, jika dibandingkan dengan tujuan penggunaan LMS.Dengan data keaktifan siswa yang rendah ini, dilakukan survei kepuasan penggunaan LMS dengan melibatkan seluruh siswa sebagai responden. Dari 1743 siswa sebagai responden, 840 siswa memberikan tanggapan terhadap survei tersebut. Berdasarkan pertanyaan kertertarikan mengikuti BDR, hasil tanggapan menunjukkan bahwa, 83% responden menyatakan tidak tertarik mengikuti BDR.

Sedangkan berdasarkan pernyataan apakah siswa mempersiapkan diri dan sarana-prasarana melaksanakan BDR, 63% siswa menyatakan tidak pernah mempersiapkan BDR.Melihat rendahnya antusias siswa dan motivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini, maka perlu dilakukan inovasi-inovasi lanjutan dalam proses penyampaian materi pembelajaran, terutama mata pelajaran kejuruan.

Mata pelajaran Teknik Pemesinan Computer Numerically Controlled (CNC) merupakan salah satu mata pelajaran pada kompetensi keahlian Teknik Pemesinan CNC.

Berdasarkan struktur kurikulum nasional Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)mata pelajaran Teknik Pemesinan CNC merupakan salah mata pelajaran muatan peminatan kejuruan kompetensi keahlian (C3) pada kompetensi keahlian Teknik Pemesinan.Sebagai salah satu mata pelajaran kompetensi keahlian, maka karaktersitik mata pelajaran ini didominasi oleh keterampilan konkret, terutama keterampilan berkaitan berkaitan dengan pemrograman dan pengoperasian mesin CNC.Penggunaan media mesin CNC sebagai penyampaian materi pembelajaran merupakan persyaratan utama.Oleh karena itu, ketika materi-materi disampaikan melalui media daring, maka pencapaian kompetensi keterampilan siswa kurang maksimal.Dengan mempertimbangkan rendahnya aktivitas dan motivasi siswa pada kegiatan BDR, maka inovasi penyampaian materi Teknik Pemesinan CNC sangat diperlukan.

Baca Juga :  Penanganan Pengungsi Rohingya di Indonesia : Tantangan dan Solusi

Materi mata pelajaran Teknik Pemesinan CNC pada masa BDR fase II juga disampaikan melalui LMS.Untuk membantu siswa dalam memahami KD pengetahuan dan KD keterampilan, maka selain disampaikan materi dalam bentuk teks dan gambar, juga disampaikan materi dalam bentuk video demonstrasi olehn guru. Video mencakup kondisi yang sebenarnya saat guru mengoperasikan mesin, sehingga siswa memperoleh gambaran proses pengoperasian dan pemrograman, meskipun tidak mengoperasikan mesin secara langsung. Pada mata pelajaran ini, tingkat keaktifan siswa cukup rendah.

Hal ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang mengakses materi, melihat video, dan menyelesaian tagihan tugas selama periode 27 Juli 2020 sampai dengan 15 Agustus 2020 hanya sebanyak 12 siswa dari 30 siswa, atau kurang lebih 40% siswa yang aktif.

Salah satu upaya yang dilakukan sebagai bentuk inovasi selama pembelajaran masa pandemi Covid-19 adalah, mengoptimalkan penggunakan program simulasi pengoperasian dan pemrograman mesin CNC kemudian dikombinasikan dengan kegiatan kunjungan ke rumah siswa.Oleh karena itu, salah satu inovasi yang dilakukan dalam rangka penyampaian materi Teknik Pemsisn CNC adalah PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR SIMULASI SWANSOFT NC SIMULATION PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN CNC MELALUI KEGIATAN GURU KUNJUNG.Metode yang diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran ini adalah Membentuk rayonisasi berdasarkan tempat tinggal siswa. Dari 30 siswa kelas XI Teknik Pemesinan, dibentuk 3 rayon tempat tinggal, yaitu : a) rayon Ampenan, b) rayon Pagutan, dan c) rayon Cakranegara. Rayon Ampenan terdiri dari 8 siswa, rayon Pagutan terdiri dari 12 siswa , dan rayon Cakranegara terdiri dari 10 siswa.

Kegiatan guru kunjung dijadwalkan dua sesi dalam satu rayon, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerumunan selama proses tatap muka. Kegiatan tatap muka diisi dengan demonstrasi oleh guru menggunakan program simulator Swansoft NC Simulator. Guru memfasilitasi pembelajaran menggunakan laptop yang sudah terinstall program dimaksud. Melalui program ini, dapat dipilih jenis mesin CNC yang meneyrupai dengan mesin yang ada di bengkel CNC SMK negeri 3 Mataram.

Fokus materi yang disampaikan adalah Mengeset mesin CNC/NC yang terdiri dari: a) melakukan referensi mesin pada zero point pada mode JOG, b) memilih jenis tool dan memsang tool, dan c) memasang benda kerja.

Untuk membantu siswa mencapai kompetensi keterampilan, selanjutnya siswa diberikan kesempatan mengoperasikan Simulator menggunakan program tersebut, secara bergantian. Proses pembelajaran dioptimalkan menggunakan Lembar Kerja Siswa yang didesain oleh guru, berdasarkan alur prosedur operasional standar pengoperasian. Program guru kunjung dilaksanakan pada periode minggu ke tiga Agustus 2021 s.d minggu ke dua September 2020, atau kurang lebih selama 5 (lima) minggu.Selama kegiatan ini, antusias siswa dan motivasi belajar siswa cukup tinggi. Siswa yang hadir dan aktif dalam mengikuti kegiatan ini pada rayon Ampenan sebanyak 6 siswa, pada rayon Pagutan sebanyak 8 siswa, dan pada rayon Cakranegara sebanyak 7 siswa. Tingkat keaktivan siswa kurang lebih 70% siswa aktif.

Penggunaan media belajar Simulasi Swansoft NC Simulation pada mata pelajaran Teknik Pemesinan CNC melalui kegiatan guru kunjung dapat disimpulkan mampu meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa selama masa pandemi.Media simulasi memberikan gambaran kepada siswa berkaitan dengan kompetensi keterampilan dalam hal pengoperasan mesin CNC. Meskipun kegiatan ini dapat memberikan dampak positif terdapat aktivitas dan motivasi siswa, namun juga memiliki keterbatasan, diantaranya adalah: a) diperlukan waktu yang panjang pada proses pembelajaran, karena rasio sara dengan jumlah siswa kurang memadai, dan b) program simulasi belum bisa memberikan gambaran mesin sesuai dengan aslinya. (*)

Komentar Anda