Pengerjaan Belum Tuntas, Proyek Jembatan Rp 7 Miliar Sudah Amblas

RUSAK: Inilah jembatan senilai Rp 7 miliar yang menghubungkan Desa Bangket Prak dan Desa Kidang yang rusak, kemarin. (ISTIMEWA/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Pengerjaan proyek jembatan rangka baja yang menghubungkan Desa Kidang Kecamatan Praya Timur dan Desa Bangket Parak Kecamatan Pujut sudah amblas. Padahal proyek yang digelontorkan dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) tahun 2023-2024 itu menelan anggaran mencapai Rp 7 miliar.

Amblasnya jambatan ini mendapat sorotan dari banyak pihak, aparat penegak hukum (APH) diminta memproses amblasnya jambatan tersebut, mengingat dengan anggaran yang cukup besar namun terkesan dikerjakan asal-asalan. “Ini pembangunannya menggunakan uang rakyat, maka APH harus mengusut amblasnya jembatan yang menelan anggaran hingga Rp 7 miliar ini,” ungkap Pendiri LSM Suaka NTB, Bustomi Taefuri kepada Radar Lombok, Selasa (10/12).

Dikatakan, amblasnya jembatan ini sebagai wujud proyek tersebut dikerjakan asal-asalan. Hal ini sangat merugikan masyarakat karena anggaran pembangunan itu dibangun dari uang rakyat. “Makanya kami minta APH mengusut permasalahan ini dengan turun ke lapangan, karena ini sudah pasti ada kesalahan tekhnis dan diduga kuat terjadi korupsi,” desaknya.

Baca Juga :  Polisi Bubarkan Sabung Ayam di Desa Pengembur

Bustomi juga meminta agar APH menggandeng ahli untuk mengetahui kerugian negara yang timbul dalam persoalan itu. Karena pihaknya meyakini jika jembatan tersebut dikerjakan dengan benar, maka tidak akan terjadi permasalahan itu. “Kasus semacam ini sudah tidak perlu dilaporkan karena ini sudah jelas, maka ini tinggal APH turun meskipun tidak ada laporan,” cetusnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lombok Tengah, Lalu Rahardian menanggapi, jembatan yang sedang dibangun untuk menghubungkan Desa Kidang- Desa Bangket Parak ini memang longsor, namun pihaknya menilai jika akibat longsor ini tidak berpengaruh terhadap struktur jembatan utama. “Jambatan ini longsor karena waktu pemasangan baja, truk crane yang merupakan alat berat untuk penempatan baja itu terlau pinggir. Beratnya puluhan ton dan waktu bekerja, kaki depan crane ini disangga sehingga otomatis karena dicampur hujan maka tanah menjadi lembek sehingga itu yang membuat longsor,” jelasnya.

Baca Juga :  Ditahan di Kasus BLUD RSUD Praya, Dokter Langkir Seret Nama Bupati

Namun pihaknya memastikan kerusakan itu akan tetap diperbaiki, hanya saja saat ini polanya dibawa jambatan itu akan dilakukan brojong baru kemudian ditalud. “Kontrak proyek ini berakhir Desember ini sebenarnya. Tahun 2023 dikerjakan ambotmen dan tahun ini dilakukan pemasangan rangka baja dan beberapa hal lainnya,” jelasnya.

Ia berupaya agar proyek ini bisa tuntas sesuai dengan masa kontrak, untuk mengejar itu para pekerja juga mulai bekerja hingga malam. “Yang rusak ini proyek tahap pertama tapi yang membikin jebol ini adalah alat yang bekerja tahap dua, tapi sebenarnya kalau tidak hujan maka insyaallah aman,” pungkasnya. (met)