Pengelolaan Air di Gili, Ketua DPRD KLU: Jangan Mengedepankan Ego!

Artadi (DERY HARJAN/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Ketua DPRD Kabupaten Lombok Utara (KLU) Artadi merespons adanya dorongan dari berbagai pihak agar PT Berkat Air Laut (BAL) digandeng oleh PDAM Amerta Dayan Gunung untuk melayani air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno.

Menurut Artadi itu adalah pilihan terbaik untuk mengatasi persoalan saat ini. Daripada terus berpolemik yang pada akhirnya masyarakat jadi korbannya. “Jadi terkait PT BAL diakomodir itu saya setuju,” tegasnya, Minggu (2/10).

Pertimbangan karena perusahaan ini sudah lama melayani air bersih di wilayah Gili dan masyarakat juga merasa terbantu sejauh ini. Jika serta merta PT BAL berhenti operasi 15 Oktober, kemungkinan pelayanan air bersih terganggu. Utamanya di Gili Meno, yang belum ada fasilitas PDAM di sana.

Namun yang jelas, pihaknya juga setuju, PT Tiara Citra Nirwana (TCN) bekerja sama dengan PDAM mengelola air di Gili. Pasalnya PT TCN sudah berinvestasi dan membangun fasilitasnya di Gili Trawangan. “Maka kedua PT ini kita minta supaya diakomodir oleh pemerintah. Kaitannya dengan teknis administrasi tinggal diselesaikan oleh pemerintah daerah,” bebernya.

Baca Juga :  Anggota DPRD yang Belum Kembalikan Uang Diminta Buat Surat Pernyataan

Pola kerja sama yang bisa dilakukan kata Artadi bisa saja PT TCN produksi air kemudian untuk mendistribusikan airnya menggunakan fasilitas PT BAL terutama untuk ke Gili Meno. Tinggal nanti PDAM yang menjual airnya. “Atau bisa juga kedua perusahaan ini beroperasi dan nanti masyarakat tinggal memilih apakah PT TCN atau PT BAL,” ujarnya.

Politikus Gerindra ini meminta semua pihak harus mengutamakan kepentingan masyarakat banyak dan tidak mengedepankan ego. “Harus mereka turunkan egonya. Supaya dua-duanya diakomodir dan tidak ada pihak yang dirugikan,” pintanya.

Jika terus dipaksa agar hanya PT TCN yang diakomodir kata Artadi, akan menimbulkan dinamika di lapangan, mengingat masyarakat masih banyak yang menolak karena tarifnya lebih mahal. Begitu juga biaya pemasangan meteran airnya, jutaaan rupiah. “Ini kan harus kita dengar juga. Jangan ego saja kita kedepankan,” tegasnya.

Jika kedua perusahaan ini beroperasi lanjut Artadi, maka keduanya bias memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar. Baik itu dengan memberikan dana CSR atau bantuan lainnya. “Jangan mereka hanya menjual isi apa yang ada di Gili, tetapi bentuk perhatian mereka tidak ada. Kalau ada lampu rusak tidak mesti harus dari pemerintah. Ada juga dari mereka. Termasuk bantuan lainnya seperti bantuan ke masjid dan lainnya,” jelas Artadi.

Baca Juga :  Bupati KLU Berikan Kuota Izin 10 Retail Modern

Sebelumnya, Penjabat Sekda KLU Anding Duwi Cahyadi juga menawarkan PDAM bekerja sama dengan PT BAL. Terkait polanya kata Anding itu bisa diatur. “TCN ini kan belum punya infrastruktur ke Gili Meno. Manfaatkanlah infrastruktur yang PT BAL punya. Ini saran kami,” ungkapnya.

Kerja sama itu bisa saja untuk pengeboran airnya dilakukan oleh PT TCN kemudian untuk mendistribusikan air ke Gili Meno itu menggunakan fasilitasnya PT BAL. “PDAM nanti tugasnya menjual. Kan indah jadinya kalau begini. Tetapi kalau mengedepankan ego susah kita bangun Lombok Utara ini. Persoalan gak akan selesai-selesai. Padahal masalah di Lombok Utara ini tidak hanya soal air saja yang kita urus,” tandasnya. (der)

Komentar Anda