Pengasuhan dan Pendidikan di Masa Pandemi

Rosita Mahasiswi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. (IST/RADAR LOMBOK)

Oleh Rosita Mahasiswi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram

Pandemi covid-19 berdampak pada kehidupan semua keluarga di seluruh dunia. Ada begitu banyak kegiatan yang terhenti atau harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Tak terkecuali mengasuh anak.

Selain melindungi anak dari paparan covid-19, pengasuhan anak selama pandemi ini juga menuntut orang tua untuk multiperan. Mulai sebagai pendidik dalam mendampingi anak saat sekolah dari rumah, juga sebagai teman yang nyaman. Hal ini karena orang tua merupakan sosok penting serta paling utama dalam pengasuhan anak.

Pendidikan keluarga terkait sangat erat dengan pelatihan dan pendidikan para orang tua dan calon orang tua yang merupakan pilar utama pendidikan keluarga.

Berikut tips cara pengasuhan anak di masa pandemi:

Waktu Berkualitas dengan Anak
Tidak dapat berkerja? Sskolah tutup? Cemas perihal keuangan? Dalam situasi sekarang, wajar apabila kita merasa resah atau tertekan.

Di sisi lain, ditutupnya sekolah merupakan kesempatan untuk mendekatkan hubungan dengan anak-anak kita. Caranya bisa dengan membuat kegiatan istimewa bersama masing-masing anak. Cara gratis dan seru ini membuat anak merasa dicintai, aman, sekaligus mengetahui bahwa dirinya penting.

Tetapkan jadwal untuk berkegiatan dengan setiap anak, tetapkan durasi waktu kegiatan sekitar 20 menit atau lebih lama, terserah pada kita. Lakukan dengan waktu yang sama setiap harinya agar ada sesuatu yang bisa dinantikan anak.

Baca Juga :  Indahnya Ramadan di Kota Tarim

Minta anak memilih jenis kegiatan. Meminta anak memilih berarti membangun rasa percaya dirinya jika anak memiliki kegiatan yang harus dilakukan di tempat-tempat ramai, inilah kesempatan kita berdiskusi dengannya mengenai situasi yang sedang berlangsung .

Tetap Positif
Menjaga suasana hati yang baik tidak mudah saat harus menghadapi anak dengan berbagai macam tingkah lakunya. Sering kali, akhirnya orang tua menghardik, “sudah berhenti!” padahal kita tahu bahwa anak akan lebih menurut jika diberikan perintah positif dan pujian apabila ia berhasil melakukan sesuatu.

Fokus pada perilaku yang kita inginkan gunakan kalimat positif saat meminta anak melakukan sesuatu. Contoh: “Tolong simpan celanamu ya, buka, jangan bikin berantakan!”

Nada suara itu penting. Membentak anak itu hanya akan menambah rasa stres dan marah, baik pada diri orang tua maupun pada anak sendiri. Cobalah menarik perhatian dengan memanggil nama mereka dan bicara dengan suara yang tenang.

Puji anak atas perilaku baiknya. Anak mungkin tidak menunjukkan ia senang, tetapi lain kali ia akan mengulangi perilaku itu. Pujian juga menunjukkan bahwa kita memperhatikan dan peduli kepada tingkah laku mereka.

Buat Jadwal
Covid-19 menghentikan rutinitas kerja, rumah, dan sekolah, inilah situasi sulit bagi anak, baik yang berusia muda, maupun remaja, dan orang dewasa. Untuk mengatasinya, buatlah rutinitas baru.

Baca Juga :  Pentingnya Menjaga Akhlak Terpuji

Ritinitas fleksibel, namun konsisten.
Buat jadwal untuk orang tua dan anak. Cantumkan waktu-waktu untuk kegiatan terarah dan kegiatan santai. Jadwal membantu anak merasa lebih aman dan tenang.
Anak biasa membantu merencanakan jadwal seperti jadwal pelajaran. Jika dilibatkan, anak lebih mungkin akan mengikuti jadwal dengan baik

Mengatasi Perilaku Kurang Baik

Semua anak pernah berperilaku kurang baik. Hal ini wajar saat anak lelah, lapar, atau sedang belajar mandiri. Lagi pula, mereka pun jenuh karena harus terus menerus berada di dalam rumah. Atasi segera perilaku kurang baik dan alihkan perhatian anak ke perilaku yang baik.

Hentikan begitu anak mulai gelisah, alihkan pehatiannya dengan menawarkan kegiatan menarik atau menyenangkan, seperti mengajak mereka berjalan-jalan di sekitar rumah .

Tetap Tenang dan Kelola Stres
Masa-masa ini adalah masa saat stres mudah menyerang. Rawat diri agar kita bisa merawat anak-anak. Anak tidak sendiri ada jutaan orang lain dengan rasa takut yang sama.

Carilah seseorang yang dapat menjadi teman bicara. Dengarkan juga mereka. Hindari media sosial yang membuat dia panik. Terbukalah dan dengarkan anak-anak. Anak mencari orang tua dan pengasuhan untuk mendapatkan dukungan dan ketenangan. Simak cerita mereka, terima perasaan mereka dan berikan mereka rasa nyaman. (**)

Komentar Anda