Pengangguran di Lotim Capai 17 Ribu Jiwa

Cek : Bupati Lombok Timur H. Haerul Warisin saat mengecek berbagai fasilitas pelatihan di LLK Selong. (Ist/Radar Lombok)

SELONG – Tingginya angka pengangguran di Kabupaten Lombok Timur menjadi perhatian serius. Jumlah pengangguran di Lombok Timur sekitar 17 ribu jiwa. Hal ini menempatkan Lombok Timur sebagai daerah dengan angka pengangguran tertinggi di  NTB.

Bupati Lombok Timur H. Haerul Warisin menegaskan pentingnya peningkatan keterampilan dan kompetensi masyarakat sebagai kunci utama dalam menekan angka pengangguran. Hal ini disampaikan dalam kegiatan penutupan pelatihan kerja angkatan pertama dan pembukaan pelatihan kerja angkatan kedua di LLK Selong beberapa hari lalu.“Pelatihan ini adalah langkah nyata untuk memberikan keterampilan yang dapat langsung dipraktikkan dan bermanfaat bagi masyarakat,” tegas Warisin.

Ia mengingatkan bahwa mengandalkan peluang formasi PPPK dan CPNS saja tidak cukup, mengingat keterbatasan jumlah formasi. “Kalian sekarang sudah memiliki keahlian, manfaatkanlah,” ungkapnya.

Warisin juga mengungkapkan fenomena menarik lainnya, yaitu tingginya jumlah masyarakat Lombok Timur yang bekerja ke luar negeri, yang saat ini mencapai sekitar 305 ribu jiwa. Meski angka ini mencerminkan tantangan terbatasnya lapangan kerja di dalam negeri, ia menilai bahwa kondisi ini juga memiliki sisi positif. Salah satunya  adalah percepatan perubahan status Kantor Imigrasi menjadi kantor definitif di Lombok Timur yang diharapkan dapat segera terwujud untuk mendukung kebutuhan para pekerja migran. ” Makanya kita berikan apresiasi kepada  peserta pelatihan yang telah menyelesaikan program dengan sungguh-sungguh. Kita berharap ilmu dan keterampilan yang diperoleh dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan taraf hidup serta berkontribusi dalam pengurangan angka pengangguran di Lombok Timur ” harap Warisin.

Baca Juga :  Lotim Hibahkan Lahan ke UIN Mataram

Warisin juga mengakui keterbatasan anggaran daerah dalam mendukung program-program pelatihan. Namun  ia berkomitmen untuk terus berupaya memperbesar dukungan ke depan. Ia pun mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk aktif menggali potensi lokal yang dimiliki daerah, seperti sektor pertanian dan perkebunan tembakau yang menjadi sumber utama Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). “ Sektor pertanian modern harus jadi ladang baru bagi anak-anak muda Lotim. Gunakan teknologi, jadilah petani muda yang cerdas dan maju,” imbau Warisin.

Baca Juga :  Kapal Pengangkut Solar Dianggap Langgar SOP

Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Lombok Timur, M. Khairi,   menjelaskan bahwa pelatihan kerja di LLK Selong selama ini telah bekerjasama dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Lenek, yang merupakan mitra kerja dari pemerintah pusat. Namun, Khairi mengungkapkan bahwa sempat terjadi kendala akibat tiadanya dukungan dana dari pemerintah pusat. Beruntung, adanya alokasi dana dari DBHCHT memungkinkan program pelatihan untuk tetap dilanjutkan. “ Tahun 2025, Disnakertrans mendapatkan alokasi sebesar Rp 3 miliar dari DBHCHT. Dana ini dibagi dua antara Disnakertrans dan LLK, masing-masing sebesar Rp 1,5 miliar,” jelasnya.

Dana tersebut, lanjut Khairi, akan digunakan tidak hanya untuk mendanai pelatihan, tetapi juga untuk menyediakan bantuan peralatan bagi peserta agar ilmu yang didapat bisa langsung diterapkan dalam dunia kerja atau wirausaha. ” Dengan berjalannya program pelatihan kerja secara berkelanjutan, kita berharap dapat menekan angka pengangguran secara signifikan serta mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing dan mandiri,” tutupnya.(lie)