Masih dalam latihan dasar, prajurit lalu diajarkan simulasi menerjun dari tower dengan ketinggan 100 meter. Latihan tersebut menggunakan parasut asli. ” Disitu kita aplikasikan pelarajan yang kita terima. Cara mendarat dan semuanya kita praktekkan,” katanya.
Setelah dinyatakan lulus latihan dasar, dilaksankan terjuan payung sebenaranya menggunakan pesawat Hercules dan parasut MC11B.
Saat itu, ia pertama kali terjun di Pusdik Group 3 Kopasus Batu Jajar Bandung Jawa Barat.
Sultan tidak bisa melupakan kenangan pertama kali terjun payung. Sebagai manusia biasa, ia mengaku mengalami rasa takut saat pertama kali terjun. Namun, berkat latihan dan pengendalian diri, semua itu bisa dilalui. Ternyata ada sensasi didapatkan yang sulit digambarkan.
Setiap penerjun dibekali dua parasut. Yaitu Parasut utama dan parasut cadangan. Saat pertama kali terjun, ada muncul keraguan. Karena khawatir parasut tidak bisa mengembang. ” Keraguan dan rasa takut itu hilang setelah lompat dari pesawat. Kemudian parasut mengembang dengan sempurna. Saat itu kebahagian yang saya alami luar biasa. Apalagi kita bisa melihat pemandangan dari atas sana. Kekhawatiran itu langsung sirna,’’ kenang Sultan.
Setelah terjun payung pertama kali berhasil, Sultan malah kecanduan dan ingin melakukan lagi. ‘’ Keberhasilan itu ingin terus diulangi. Sampai seterusnya sudah tidak ada ketakutan lagi,’’ ungkap lelaki yang bertugas selama 15 tahun di Kostrad ini.