Pengalaman Sertu Sultan Farizal, Mantan Penerjun Payung TNI AD

Pernah Nyangkut, Bahagia Saat Parasut Mulai Mengembang

Sertu Sultan Farizal
Sertu Sultan Farizal (Ali Ma’shum/Radar Lombok)

Personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) yang tergabung dalam Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) memiliki beberapa keahlian dan kemampuan. Salah satunya   kemampuan dalam terjuan payung. Sertu Sultan Farizal adalah salah satu mantan anggota Kostrad yang sering kali ditugaskan sebagai penerjun. Bagaimana pengalamannya?.


ALI MA’SHUM—MATARAM


Sertu Sultan Farizal nama lengkapnya. Ia saat ini bertugas di bagian penerangan Korem (Penrem) Korem 162/WB. Ia adalah mantan penerjun payung Kostrad TNI AD.  Pemuda   kelahiran Mataram ini bergabung dengan TNI pada tahun 1996. Sebelum berdinas di Satuan Wilayah (Satwil) Korem 162/WB,ia berdinas di Batalion Infantri Kostrad Lintas Udara 503/Mayangkara Mojosari Divisi 2/Kostrad Jawa Timur. ” Disana saya bertugas sejak tahun 1996,” ujarnya saat ditemui di usai gladi resik acara perayaan HUT TNI ke 73 di lapangan eks Bandara Selaparang Rembiga Kota Mataram, Selasa kemarin (3/9).

Baca Juga :  Kegiatan Bakti Sosial Bantuan Air Bersih Polres Lobar

Di Kostrad terdiri dari dua bagian yaitu lintas udara (Linud) dan lintas medan (Limed). Ia saat itu tergabung dalam Linud. ‘’ Linud itu merupakan pasukan penerjun payung. Setiap penugasan ke daerah tertentu harus menguasai bidang. Kita juga harus siap digerakkan melalui udara,’’ kata ayah dua orang anak ini.

Ia menceritakan, terjun payung merupakan aktivitas yang melibatkan penerjun dari pesawat terbang. Kemudian turun menggunakan parasut yang dapat dibentangkan.  Banyak latihan yang dilalui sebelum dilepas menjadi penerjun payung.  Seperti melalui latihan dasar. Kemudian juga kesehatan fisik mutlak menjadi persyaratan. Tak ketinggalan, pasukan harus melalui tes kejiwaan dan kesamaptaan. ‘’ Kalau tidak memenuhi persyaratan tidak akan diterima sebagai penerjun payung,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Muhammad Haykal Fathurrahman, Wakil NTB di Lomba Bercerita Tingkat Nasional

Sebelum menjadi penerjun, prajurit diberikan pelatihan sebagai latihan dasar. Seperti cara melipat parasut, cara mendarat serta cara mengedalikan parasut. Hingga latihan keras meliputi latihan fisik untuk penguatan otot kaki dan tangan. ‘’ Karena nanti kan kita itu mendarat bisa dengan keras. Otot kaki yang kuat sangat diperlukan,’’ jelasnya.

Komentar Anda
1
2
3