Pengalaman Iptu Fathoni, Pernah Bertugas di Darfur Sudan

Iptu Fathoni
TUGAS PERDAMAIAN : Iptu Fathoni bersama dengan bocah pengungsi saat bertugas dalam misi perdamaian di Sudan.( Iptu Fathoni For Radar Lombok)

Terpilih sebagai petugas misi kemanusiaan di Sudan merupakan kebanggaan setiap personel kepolisian. Begitu juga dengan Iptu Fathoni yang terpilih sebagai salah satu pasukan Garuda Bhayangkara. Ia tergabung dalam dalam satgas Formed Police Unit (FPU) Indonesia VIII Garuda Bhayangkara tahun 2016  dan ditugaskan di Darfur Sudan selama 15 Bulan.


ALI MA’SHUM—MATARAM


Perawakannya cukup tinggi, tegap dan berisi. Postur tersebut menandakan ia adalah seorang anggota kepolisian. Dengan model rambut cepak. Ia terlihat semakin berwibawa. Ditambah lagi, senyumnya terus mengembang.  Itu menandakan Iptu Fathoni adalah sosok yang ramah dan tenang. Dengan ramah pula, ia mulai memperkenalkan diri. Ia saat ini menjabat sebagai Pejabat Sementara (PS) Kanit I Subden 2 Den Gegana Satuan Brimob Polda NTB. Tugas pokok dari satuan ini adalah sebanyakan penjinak bom (jibom).  ‘’ Apa kabar mas?,’’ ujarnya kepada Radar Lombok dengan penuh senyuman.

Ia kemudian mulai menceritakan proses dirnya terpilih sebagai anggota Satgas FPU Bhayangkara VIII tahun 2016. Ia nantinya akan ditugaskan untuk menyelesaikan tugas misi pemeliharaan PBB UNAMID di Darfur Sudan. Dimulai dari proses pendaftaran pada tahun 2014 yang diikuti oleh semua satuan. Kemudian dipanggil lagi untuk mengikuti tes lanjutan pada tahun 2015 di Cikeas Bogor. ‘’ Tes ini mencakup kesamaptaan, kesehatan jasmani, psikologi, mengemudi dan sebagainya. Tes ini dilakukan selama tiga minggu,’’ kata ayah satu orang putra ini. 

Baca Juga :  Mengenal Bripka Suhartono, Polisi Yang Mencetak Hafiz Qur’an

[postingan number=5 tag=”features”]

Dua bulan kemudian, dirinya terpilih kembali untuk mengikuti pra ops sebelum misi dilaksanakan di Sudan. Pra ops ini diikuti oleh 150 personel terpilih dari seluruh Indonesia. Kemudian disaring kembali menjadi 140 orang. Diantara yang terpilih ini, hanya dirinya yang berasal dari NTB. ‘’ Saat tes saya sebenarnya bertiga dari NTB, tapi hanya yang lolos mengikuti pra ops,’’ ungkapnya.

Pra ops misi kemanusian ini selesai dilaksanakan selama tiga bulan. Fathoni kemudian terpilih sebagai Section Comannder (komandan regu) yang membawai delapan orang personel. Tanggal 26 Desember 2015, 140 orang berangkat menuju Sudan. Dirinya selanjutnya ditempatkan Darfur di Provinsi El Fasher. ‘’ Disana kami tinggal di supercam dan Indonesia berada di Garuda Camp,’’ jelasnya.

Hal menarik selama bertugas di Sudan. Ia mengaku bisa bersosialisasi dengan polisi dan tentara dari berbagai negara. Disamping juga bisa bertukar pikiran  dengan kontingen lainnya. Dirinya juga bersyukur bisa mengetahui cara kerja polisi internasional. ‘’Tugas rutin sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB hal yang membanggakan. Selain itu, saya juga bisa melaksanakan umrah ke tanah suci Makkah,’’ katanya.

Di Sudan, ia juga mengaku bertugas memberikan pelajaran kepada polisi lokal. Misalnya terkait dengan pemeriksaan badan dan juga penanganan menghadapi pendemo. ‘’ Kita disana juga memberikan pelatihan itu,’’ jelasnya. 

Baca Juga :  Melihat Aktivitas Pejuang Subuh Pemuda Jempong Bersatu

Pasukan Garuda Bhayangkara VIII ini bertugas di Sudan selama 1 tahun. Pasukan terpilih ini tidak hanya ditugaskan untuk menjaga perdamaian di Darfur. Namun juga memberikan asistensi perlindungan HAM kepada masyarakat lokal. ‘’ Kami juga melakukan pengawalan kepada pejabat PBB yang datang berkunjung ke pengungsi,’’ tambahnya.

Di El Fasher sendiri disebutnya tidak begitu banyak konflik yang terjadi. Meski daerah tersebut masih meminta memisahkan diri (referendum) dari Sudan. ‘’ Suara kontak senjata ada, tapi tidak begitu sering,’’ kenangnya.

Kisah menarik lainnya kata dia, kontingen Indonesia sangat disukai oleh para pengungsi. Pengungsi ini juga disebutnya sangat menghormati kontingen Indonesia yang bertugas. ‘’ Kontingen perdamaian Indonesia dikenal ramah dan pengungsinya senang. Mereka sangat menghormati kontingen Indonesia. Mereka biasa datang ke camp untuk sekedar meminta roti,’’ katanya.

Kini tugasnya sudah selesai. Pada tanggal 4 Maret lalu, dirinya tiba di tanah air.   Ia diganjar penghargaan Satya Lencana Bhakti Buana dari Mabes Polri. Penghargaan ini diberikan kepada kontingen yang bertugas diluar negeri. Penghargaan juga diberikan oleh Kapolda NTB Brigjen Pol Firli pada tanggal 27 Maret lalu di Mapolda NTB. ‘’ Semoga personel yang lain dapat memanfaatkan kesempatan penugasan seperti ini,’’ kata Kapolda.(*)

Komentar Anda