Desa Kediri Kecamatan Kediri Lombok Barat dikenal sebagai santri. Banyak pondok pesantren (ponpes) yang berdiri di desa ini. Salah satunya Pondok Pesantren (Ponpes) Yusuf Abdussatar yang fokus pada pembinaan tahfidz.
Janwari Irwan–Giri Menang
Perkembangan tahfidz Alqur'an di NTB tidak bisa dilepaskan dari Pondok Pesantren (Ponpes) Yusuf Abdussatar. Ponpes ini berdiri pada tanggal 10 Agustus tahun 1995 yang merupakan salah satu institusi pendidikan Agama Islam sejak berdiri telah mengembangkan program terpadu plus tahfizul Qur’an. Pembinaan para santri dengan sistem terpadu antara belajar formal di kelas dan program tahfizul Qur’an dan diniyah.
Ponpes Yusuf Abdussatar didirikan oleh TGH Yusuf Abdussatar. TGH Abdussatar sendiri adalah orangtua TGH Yusuf. Pendiri ponpes ini merupakan salah satu penghafal Alqur’an pertama di NTB. Beliau menghafal Alqur’an pada usia 9 tahun. '' Nama Ponpes Yusuf Abdussatar diambil dari nama pendiri dan ayah dari pendiri ponpes ini yaitu TGH Abdussatar, kemudian digabung menjadi satu untuk mengenang nama ayahnya,”jelas salah satu pengelola tahfidz Ponpes Yusuf Abdussatar Ust H Zakaria Senin kemarin (20/6).
Ponpes Yusuf Abdussatar mengelola beberapa jenjang pendidikan yaitu MTS, MA dan SMK Abdussatar. Semua santri diwajibkan untuk menghafal Alqu’an. TGH Yusuf turun langsung membina santrinya menghafal Alqur'an. Beliau dibantu sejumlah hafidz dan hafidzah. Sebelum mulai menghafal, santri terlebih dahulu memperbaiki tahsin atau bacaan Alqur’an. Ini akan berlangsung selama 6 bulan lamanya bertujuan untuk menghindari terjadi kesalahan saat menghafal nanti. ”Setelah santri mengenal sifat- sifat huruf baru kita mulai mengajar dalam menghafal Alqur’an,”tambahnya.
Santri rutin menghafal. Selesai shalat Magrib sampai Isya' dilakukan persiapan hafalan baru. Setelah shalat Isya' sampai pukul 22.00 Wita barulah santri memerojaah atau mengulang hafalan yang sudah santri hafal dipandu para ustadz. Setelah pukul 22.00 barulah santri mengerjakan tugas sekolah.
Santri mulai menghafal sejak masuk ponpes atau duduk di bangku kelas VII MTs atau kelas X MA. Mereka ditargetkan 3 tahun sudah bisa menghafal Alqur'an. ”Jika ada santri yang selama 3 tahun atau ketika lulus dari MTs belum menghafal secara keseluruhan, boleh melanjutkan ketingkat MA. Jadi maskimal batas terakhir untuk menghafal Alqur’an 30 juz selama 6 tahun,”jelasnya.
Ustadz H Zakaria menerangkan, saat ini jumlah santri di Ponpes Yusuf Abdussatar sebanyak 390 orang dengan rincian MTs sebanyak 230 orang dan 160 santri MA dan SMK. Sejak berdiri sampai sekarang, Ponpes Yusuf Abdussatar telah mencetak ratusan hafidz 30 juz. Mereka kini tersebar di berbagai daerah.(*)