Pendidikan Wirausaha di PT Terkendala SDM Dosen

DR. Ridwan Mas’ud (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Angka jumlah pengangguran terbuka atau terdidik di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), utamanya lulusan perguruan tinggi (PT) masih tergolong cukup tinggi. Justru penduduk dengan tingkat pendidikan SD dan SMP yang paling kecil tingkat penganggurannya.

Menurut Wakil Dekan III Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, Dr. Riduan Mas’ud, penerapan pembelajaran kewirausahaan di kampus mengalami kendala dalam menyiapkan mahasiswa menjadi trampil, kreatif, serta mandiri untuk menjadi entrepreneurship (wirausaha). “Mencetak wirausaha di kalangan mahasiswa itu tidak semudah yang dibayangkan,” kata Riduan Mas’ud, Selasa kemarin (8/11).

Menurut Riduan, yang menjadi kendala sekarang ini di hampir semua perguruan tinggi negeri maupun swasta dalam penerapan pendidikan kewirausahaan, ada pada kesiapan sumber daya manusia (SDM) tenaga pengajar, dalam hal ini dosen.

Baca Juga :  Mantan Atlet Nasional Diberikan Pelatihan Wirausaha

Selama ini kebanyakan dosen kewirausahaan itu hanya menguasai pada tataran teori saja, sementara di tataran praktik mereka masih jauh dari harapan. Karena sebagian besar dosen itu tidak dari kalangan praktisi ataupun pengusaha yang langsung bergelut dengan dunia usaha.

Belum lagi persoalan karakter dari kalangan mahasiswa selaku peserta didik. Terlebih lagi, untuk merubah pola pikir dari dari sebagian besar mahasiswa yang identik pemikirannya kuliah dan mendapat gelar sarjana, kemudian bisa kerja sebagai PNS ataupun pegawai kantoran menjadi tantangan dalam menerapkan pendidikan kewirausahaan di PT.

“Kendala di PT itu adalah banyak dosen yang tidak faham masalah wirausaha (entrepreneur), karena hanya memahami teori saja. Kesulitannya nanti itu tatkala mentransfer ilmu secara praktik dalam berwirausaha,” ucap Riduan.

Baca Juga :  Astra Motor Bantu Warga Wirausaha Ternak Ayam

Kendati demikian, Riduan mengakui bukan berarti penerapan pendidikan kewirausahaan di dunia PT kurang efektip berjalan. Hal tersebut bisa saja berjalan dengan baik, untuk mencetak para sarjana yang siap berwirausaha secara mandiiri, dengan cara melibatkan langsung para praktisi sebagai tenaga pengajarnya.

Dengan demikian, mahasiswa langsung mendapatkan praktik dan termotivasi atas keberhasilan dari praktisi yang menjadi dosen atau tenaga pengajar mereka. “Kalau  melibatkan tenaga praktisi mengajar kewirausahaan, maka mahasiswa juga akan termotivasi untuk ikut suskes di dunia swasta,” ujarnya. (luk)

Komentar Anda