Pendidikan dan Masa Depan Anak-Anak Terancam

BERIKAN BANTUAN : TGH Mahalli Fikri bersama rombongan memeberikan bantuan secara simbolis kepada keluarga korban TKI yang meninggal dunia, Selasa kemarin (8/11) (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

Seorang TKI rela meninggalkan kampung halamannya demi masa depan keluarga. Namun apa jadinya ketika niat suci mulya itu, berubah menjadi petaka karena ajal dicabut Yang Kuasa.

 

 


AZWAR ZAMHURI – LOMBOK TENGAH


 

Matahari tengah memancarkan sinarnya dengan terang, ketika Radar Lombok bersama rombongan partai Demokrat sampai di Dusun Wage Daye Desa Batu Jai Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah Selasa kemarin (8/11). Cuaca terasa panas, mungkin karena dekat dengan pantai. Di sebuah gubuk, terlihat masyarakat setempat cukup ramai. Ibu-ibu sibuk bekerja, para bapak-bapak pun tak kalah ketinggalan. Itulah kondisi rumah Rukmin yang sedang melaksanakan tradisi kematian, salah satu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang meninggal dunia karena menjadi korban kapal tenggelam di Batam beberapa waktu lalu.

Seorang pria paruh baya keluar dengan wajah sedih.  Dialah Abdus Somat, suami dari Rukmin yang mencari nafkah sampai ke negeri Jiran Malaysia demi masa depan anak-anaknya.

Tak lama, dua bocah keluar dengan masih mengenakan  pakaian seragam sekolah. Mereka ternyata Satimah yang kini duduk di kelas IX MTs dan Ahmad Nazarudin yang masih kelas VII MTs. Keduanya anak pasangan Abdus Somat dan almarhumah Rukmin yang masih sekolah. Sementara 4 kakak-kakaknya ada yang tidak bisa melanjutkan pendidikan dan ada pula telah menikah.

Abdul Somat tak mampu menyembunyikan duka yang dialaminya. Masih terniang jelas dalam ingatan, istrinya pergi ke Malaysia kurang dari setahun lalu. Mengirim uang pun baru hanya sekali sebesar Rp 1,5 juta. Namun karena penyakit yang dideritanya, terpaksa harus kembali ke kampung halaman. “Kasian anak-anak saya, bagaimana masa depannya nanti. Saya disini hanya kerja serabutan,” tuturnya.

Baca Juga :  5 Gaya Hidup Jadi Pemicu Nyeri Tulang Belakang

Di hadapan rombongan partai Demokrat, Abdus Somat tak banyak bicara.  “Saya ingin anak-anak saya tidak seperti kami, mereka harus bisa jadi orang,” katanya dengan menahan linangan air mata.

Wakil Ketua I DPD Partai Demokrat NTB, TGH Mahalli Fikri sangat prihatin dengan tragedi   kapal tenggelam yang telah merenggut  nyawa TKI asal NTB. “Kasian anak-anak TKI yang meninggal ini, masa depannya terancam dan keberlanjutan pendidikannya juga tidak jelas,” ucap TGH Mahalli.

 Kepada seluruh korban kapal tenggelam lanjutnya, Partai Demokrat dan Organisasi Masyarakat (Ormas) Nahdhatul Wathan (NW) membuka tangan selebar-lebarnya. Semua biaya pendidikan anak-anak korban akan ditanggung penuh.

Oleh karena itu, TGH Mahalli dan Sekretaris DPD Partai Demokrat NTB Zainul Aidi, bersama Ahmad Ziadi Ketua DPC Demokrat Lombok Tengah yang juga Wakil Ketua DPRD Lombok Tengah serta jajaran mendatangi beberapa korban langsung ke rumahnya. “Kalau mau, silahkan lanjutkan pendidikan ke Ponpes Al-Kamal. Semua gratis tinggal belajar saja, dan kami akan kuliahkan juga kalau memang nilainya bagus,” jaminnya.

Sebelum ke rumah Rukmin, rumah yang pertama didatangi oleh rombongan berada di Dusun Embang Daye, Desa Selebung, Kecamatan Batukliang. Mengingat di tempat tersebut terdapat empat orang sebagai korban kapal tenggelam. Mereka adalah Mahrun dan istrinya Zainab, anaknya juga diduga kuat meninggal dunia atas nama Zhalimatul yang berumur 6 tahun tapi masih belum ditemukan, serta Siti Aisah yang juga adik Mahrun.

Baca Juga :  Pemkab Loteng Bagikan 29.676 Kartu Program Keluarga Harapan

Pasangan Mahrun dan Zainab meinggalkan dua orang anak di kampung halaman, yaitu Ella yang masih duduk di kelas VIII SMP dan Imron masih kelas IV SD. Sedangkan Siti Aisah meninggalkan dua anak atas nama Fitri kelas VII SMP dan Akira yang baru duduk dibangku kelas I SD. “Kami tidak ingin anak-anak putus sekolah, nasib mereka harus lebih baik dari orangtuanya. Jangan sampai mengikuti jejak orangtuanya yang harus rela pergi ke Malaysia,” kata TGH Mahalli kepada Amaq Mukinah, cucu dari anak-anak yang ditinggalkan korban.

Bantuan yang diberikan oleh Partai Demokrat dan NW bukan hanya pendidikan saja. Tetapi juga dibawakan paket sembako untuk meringankan beban keluarga. “Hanya lewat pendidikan nasib bisa dirubah, kita harus selamatkan amsa depan mereka,” ujarnya.

Setelah mengunjungi beberapa korban di Lombok Tengah, direncanakan partai Demokrat dan NW juga akan mendatangi rumah korban yanga da di Lombok Timur. Bantuan dan dukungan moril sangat dibutuhkan keluarga korban saat ini, terutama untuk menyelamatkan pendidikan anak-anak yang ditinggalkannya. (*)

Komentar Anda