MATARAM— Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram terkesan lamban dalam mendata korban banjir Rabu lalu (14/12).
Hampir sepekan setelah banjir,data korban banjir belum juga ada. Pendataan belum selesai dilakukan. Akibatnya, bantuan logistik menumpuk di gudang Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dissonakertrans) karena sampai saat ini belum bisa disalurkan.
Pelaksana Tugas Kepala Dissosnakertrans Kota Mataram HL Indra Bangsawan mengatakan, bantuan ini belum disalurkan karena masih menunggu pendataan resmi dari masing-masing kelurahan. ''Kami masih menunggu datanya,'' kata Indra Senin kemarin (19/12).
Pihaknya kata Indra, sejauh ini baru menyalurkan bantuan berupa nasi bungkus kepada para korban pada saat banjir melanda Rabu (14/12) sampai Kamis dini hari lalu (15/12).
” Kami hanya sudah memberikan bantuan nasi bungkus saja pada malam kejadian,” terang Indra.
Ia mengakui di kantornya bantuan kepada korban bencana sudah tersedia berupa makanan cepat saji,beras, beberapa jenis makanan,matras, selimut dan tenda. Tetapi logistik ini belum bisa berikan ke korban jika belum ada data resmi dari pihak kelurahan.
Menurut Indra, pihaknya tidak serta merta bisa menyalurkan bantuan ini begitu saja karena harus ada pertanggungjawabannya. ''Logistik yang ada ini petunjuknya penyalurannya harus dipertanggungjawabkan. Kami tidak bisa asal memberikan bantuan begitu mendengar ada bencana,” tegasnya.
Dampak banjir yang merendam sebagian wilayah di Kota Mataram pekan lalu menyebabkan kerusakan infrastruktur di sejumlah lokasi.
Selain jalan ambrol di Ampenan, ada juga kerusakan tanggul sungai dan kerusakan IPAL di Bertais. Ditambah lagi, rumah yang rusak akibat longsor di Rembiga. Hasil perhitungan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram untuk memperbaikai kerusakan ini membutuhkan anggaran kurang lebih sekitar Rp 1 miliar agar bisa secepatnya dibisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kepala Dinas PU Kota Mataram Mahmudin Tura menyebutkan dana perbaikan sekitar Rp 1 miliar tersebut akan diambilkan dari dana penanggulangan bencana Pemkot Mataram untuk infrastruktur tahun anggaran 2016-2017.Untuk kerusakan tanggul sungai di Bertais membutuhkan dana sekitar Rp 300 juta. Perbaikan saluran IPAL yang dimanfaat sekitar 100 orang Kepala Keluarga (KK) d ikelurahan Bertais sebesar Rp 200 juta. “ Kerusakan-kerusakan ini yang harus segera untuk diperbaiki,”kata Mahmudin Senin kemarin (19/12).
Selain itu, kerusakan jalan di Kelurahan Kebon Sari untuk pembuatan bronjong dan pengaspalan jalan diperkirakan dana yang dibutuhkan sekitar Rp 300 juta. Ditambah lagi untuk perbaikan rumah warga dan pembuatan beronjong untuk korban gempa di kelurahan Rembiga diperkirakan akan menghabiskan anggaran sekitar Rp 200 juta.” Ini kerusakan yang sudah didata dan sudah ditinjau langsung oleh wali kota,” tuturnya.
Sedangkan untuk kerusakan lainnya, saat ini dari tim masih melakukan pendataan terhadap dampak dari musibah beberapa waktu lalu. Dikatakan, jika perbaikan masih bisa dilakukan penundaan maka akan ditunda dulu sambil menuggu dana tanggap darurat tahun 2017 bisa dicairkan. ” Perbaikan yang tidak terlalu urgen ditunda dulu sambil menunggu anggaran 2017,” jelasnya. Dana tanggap darurat yang tersedia saat ini diperkirakan cukup untuk melakukan perbaikan beberapa kerusakan yang ada. (ami)