Pendakian Rinjani Ditutup Tiga Bulan

Pendakian Rinjani Ditutup Tiga Bulan
DITUTUP : Pendakian gunung Rinjani akan ditutup mulai tanggal 1 Januari hingga 31 Maret 2020.( AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Pendakian gunung Rinjani akan ditutup mulai tanggal 1 Januari hingga 31 Maret 2020. Kebijakan tersebut diambil untuk menjaga keselamatan pendaki seperti tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Dedi Asriady mengatakan, pendakian gunung Rinjani ditutup karena banyak alasan. Selain untuk menjaga dan memulihkan ekosistem di kawasan Rinjani, kondisi cuaca juga mengkhawatirkan bagi pendaki. “Berdasarkan informasi dari BMKG, saat ini sudah memasuki musim hujan. Cuacanya ekstrim yang berpotensi membahayakan pengunjung. Makanya kita tutup,” ungkapnya kepada Radar Lombok, Minggu (29/12).

Oleh karena itu, dipastikan tahun baru tidak boleh ada pendaki ke Rinjani. Keselamatan harus lebih diutamakan dari apapun. “Masalah yang terjadi selama ini, masih saja ada pendaki ilegal. Itu yang perlu kita antisipasi,” ujar Dedi.

Untuk mengantisipasi pendaki ilegal tersebut, jalur-jalur yang selama ini kerap digunakan akan dijaga ketat. Jangan sampai nantinya apabila terjadi apa-apa, pihak TNGR yang disalahkan selaku pengelola.

Komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah, baik Provinsi maupun kabupaten, akan semakin ditingkatkan kedepannya. Terutama untuk mengoptimalkan pengelolaan gunung Rinjani. “Nanti sebelum pembukaan pendakian kembali, kami akan survei lagi meninjau untuk pastikan keamanan,” ucapnya.

Terkait jumlah pendaki Rinjani hingga saat ini, sudah mencapai 16.761 orang. Mayoritas pendaki dari mancanegara sebanyak 12.751 orang. Untuk pendaki nusantara atau masyarakat NTB dan daerah lainnya sebanyak 4.190 orang.

Lebih lanjut disampaikan Dedi, jalur Senaru menjadi favorit pengunjung asing. Berdasarkan data TNGR, ada 11.252 orang asing yang ke Rinjani melalui Senaru. Sementara pengunjung lokal hanya 351 orang. “Total pendaki dari jalur Senaru itu 11.603 orang, paling banyak jalur itu,” kata Dedi.

Jalur Sembalun yang biasanya menjadi favorit, hanya digunakan oleh 3.298 orang saja. Terdiri dari pengunjung asing 819 orang dan pengunjung lokal 2.479 orang. Berikutnya jalur Timbanuh, hanya ada 1.413 orang. Jalur tersebut juga lebih diminati pendaki nusantara. Orang asing dari jalur tersebut hanya 316 orang. Sedangkan pengunjung lokal mencapai 1.097 orang.

Jalur Aik Berik menjadi yang paling sedikit peminatnya. Jumlah pendaki hanya ada 447 orang. Terdiri dari pendaki asing 184 orang dan pendaki lokal atau nusantara 263 orang. “Pengelolaan pendakian Rinjani kita utamakan terus lebih baik kedepannya,” ucap Dedi. (zwr/dev)

Komentar Anda