Pendakian Gunung Rinjani Meningkat, Pendapatan Tembus Rp41,37 Miliar

MATARAM — Aktivitas pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pasca gempa Lombok pada 2018 lalu, dan pandemi Covid-19, kini berangsur-angsur mengalami peningkatan jumlah kunjungan.
Kepala Balai TNGR, Dedy Asriady menggungkapkan, selama 2021 dan 2022 sampai bulan Juli, aktivitas pendakian ke Gunung Rinjani menghasilkan pendapatan sebesar Rp41,37 miliar lebih. “Tahun 2021, estimasi pendapatan sebesar Rp20,18 miliar lebih, dan tahun 2022 sebesar Rp21,19 miliar lebih,” ungkapnya di Mataram.


Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke TNGR, katanya, memberikan dampak langsung terhadap meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat lingkar Rinjani. Seperti masyarakat yang menggantungkan hidupnya di Gunung Rinjani seperti Trekking Organizer (TO), Guide dan Porter.


“Masyarakat yang terlibat di pendakian Gunung Rinjani terdiri atas Trekking Organizer (TO) sebanyak 70 orang, Guide 794 orang, dan porter 1.841 orang. Dengan jumlah kunjungan sebanyak sebanyak 39.226 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara 441 orang dan wisatawan nusantara 38.785 orang,” katanya.

Baca Juga :  PT BAL Setop Layanan Air di Trawangan dan Meno


Sedangkan pada tahun 2022 sampai dengan 31 Juli 2022, sambungnya, jumlah TO yang terlibat sebanyak 94 orang, Guide 1.284 orang, dan Porter 4.073 orang. “Dengan jumlah kunjungan sebanyak 31.825 orang, terdiri dari wisatawan mancanegara 2.600 orang dan wisatawan nusantara 29.225 orang,” tambahnya.


Dari hasil analisa jumlah keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pendakian, sambung Dedy, pada tahun 2021 estimasi pendapatan TO sebesar Rp12.638.925.000, Guide Rp603.890.000, Porter 1.160.705.000, karcis Asuransi yang dikenakan kepada pelaku wisata sebesar Rp 244.021.000, dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang disetorkan ke negara sebesar Rp 577.557.500,-.


Sedangkan pendapatan di tahun 2022, sampai dengan 31 Juli 2022, estimasi pendapatan TO sebanyak Rp 10.613.760.000, Guide Rp 1.186.880.000, Porter Rp 3.152.320.000, Karcis Asuransi yang dikenakan kepada pelaku wisata sebesar Rp 226.540.000, dan jumlah PNBP yang disetorkan ke negara sebesar Rp. 1.367.174.500.

Baca Juga :  Pimpinan DPRD NTB Dimosi Tidak Percaya


Disamping itu, kata Dedy, terdapat juga sektor lain yang diperkirakan memperoleh manfaat dari angka kunjungan pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani, diantaranya sektor Jasa Transportasi dan Jasa Makanan-Minuman.


“Pada tahun 2021, jumlah perkiraan pendapatan pada Jasa Transportasi dari kegiatan pendakian yaitu sebesar Rp 1.341.000.000, dan untuk Jasa Makanan-Minuman sebesar Rp. 3.620.700.000,” katanya.
Sedangkan pada tahun 2022 sampai 31 Juli 2022, lanjutnya, estimasi pendapatan pada jasa transportasi dari kegiatan pendakian sebesar Rp1.105.600.000, dan untuk Jasa Makanan-Minuman sebesar Rp. 3.537.920.000.


“Semoga dengan keberadaan Teman Nasional Gunung Rinjani selalu memberikan manfaat dan mensejahterakan masyarakat yang ada di Lingkar Rinjani maupun hutan lestari masyarakat sejahtera,” harapnya. (sal)

Komentar Anda