Pencak Silat Gagal Pertahankan Tradisi Emas

PEMANASAN; Inilah Annisa Aprilia Muslim, Atlet Pencak Silat saat melakukan pemanasan sebelum tampil. (NASRI / RADAR LOMBOK)

JAYAPURA – Cabor Pencak Silat NTB harus merelakan tradisi medali yang biasa dipersembahkannya untuk NTB. Pasalnya, pada momentum PON XX Papua 2021, atlet yang dikirim harus gugur di babak penyisihan. Tampil melawan pesilat asal Jogjakarta, seperti pesilat NTB, Annisa Aprilia Muslim tak berdaya menghadapi ketangguhan atlet DIY itu. Buktinya, poin yang didapat lawan Annisa cukup telak. Di mana poin pesilat Jogja itu mendapat angka 5, sementara Annisa kosong. Laga yang berlangsung di Gedung GOR Towari, Kabupaten Jayapura, (6/10) ini cukup mengagetkan.

“Mohon maaf yang sebesar-besarnya atlet kita kalah. Kami tidak berhasil sudah persembahkan medali. Kami sudah bermain dengan maksimal,” ujar Pelatih Pencak Silat NTB Nurhadi Wiyono, Kamis (7/10).

Baca Juga :  Ini Daftar Tim yang Lolos 8 Besar Piala Gubernur NTB 2022

Sebelumnya, pertempuran dua pesilat itu sudah dipastikan berlangsung berat, Rabu (6/10), di Gedung GOR Towari, Kabupaten Jayapura, Papua. Karena dari hasil pemetaan pelatih, diakuinya lawan atletnya itu dinilai cukup berat.

Dikatakannya, bicara kesiapan atlet, Nurhadi menyebut atletnya sudah sangat siap secara lahir dan bathin. Karena persiapan selama Pelatda NTB sudah cukup matang. Kondisi ini diyakininya bisa menjadi semangat dan modalnya tampil saat melawan Pesilat Jogja nantinya.

“Tapi sayang kemenangan itu tidak bisa kita wujudkan,” lanjutnya.

Untuk diketahui, Cabor Pencak Silat termasuk salah satu cabor yang tidak pernah putus mempersembahkan medali pada gelaran pesta olahraga nasional itu. Dalam tujuh kali PON terakhir, para pesilat NTB selalu berhasil membawa pulang medali. Dimulai dari PON XIII tahun 1993, medali perunggu dipersembahkan oleh Hartono.

Baca Juga :  Atlet Raih Emas, Pelatih Bayar Nazar Gundul Kepala

Kemudian PON XIV tahun 1996, medali perunggu lagi dari Emilia Kontasa. Peningkatan terjadi di PON XV tahun 2000, dimana ada persembahan medali emas dari L. Budi Ariawan, perak dari Bimo dan Syaiful serta medali perunggu dari Sahnan. PON XVI tahun 2004, medali perak lagi dari Mardiansyah. Selanjutnya, pada PON XVII tahun 2008, medali emas dari I Komang Wahyu dan medali perunggu.

PON XVIII tahun 2012, lagi-lagi medali emas dipersembahkan pencak silat NTB dari pesilat putri Mariati dan Indria Mila Sari. Dan, PON XIX tahun 2016, kembali medali emas dipersembahkan Mariati, disusul medali perak dari Nurhaida dan perunggu dari Indria Mila Sari. (rie)

Komentar Anda