Penanganan PMK, Komitmen Pemprov Ditagih

H. Lalu Winengan (Fahmy/Radar Lombok)

GIRI MENANG– Lobar menagih komitmen Pemprov NTB dalam usaha penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak khususnya diLombok Barat. Dari dataDinas Pertanian Lobar, angka kesembuhan sapi PMK mencapai lebih dari 50 persen. Perhatian Pemprov dianggap masih minim.

Kepala Distan Lobar, H. Lalu Winengan, mengaku bahwa pihaknya saat ini gencar melakukan pengobatan hewan ternak yang masih sakit. Pihaknya juga sudah memulai menyuntikkan sekitar 600 dosis vaksin yang diperolehnya dari pemerintah pusat. “Memang dosis ini masih sangat jauh kurang, karena populasi sapi kita di Lobar ada sekitar 130-an ekor. Untuk itu kita sudah mengajukan tambahan dosis vaksin,” ungkapnya.

Namun, kata dia, yang tak kalah penting saat ini adalah fokus pada pengobatan untuk meningkatkan lagi angka kesembuhan ternak yang masih sakit. Sehingga pihaknya berupaya mengumpulkan obat-obatan yang diperlukan dari berbagai pihak Terutama vitamin untuk menjaga kekebalan hewan ternak. “Yang masih sakit-sakit ini perlu disuntik karena sakitnya terus-menerus. Sementara waktu yang punya obat ini untuk 3-4 ribu sapi hanya Lobar. Itu kita dapatkan dari kolega-kolega kita,” bebernya.

Baca Juga :  Dirut Baru Harus Bisa Selamatkan PT Tripat

Winengan mempertanyakan komitmen Pemprov NTB dalam upaya mengatasi persoalan PMK tersebut. Ia menilai Gubernur NTB minim perhatian dan selama ini membiarkan kabupaten/kota berusaha sendiri mengatasi wabah PMK. “ Gubernur harus punya perhatian kepada PMK ini, karena PMK ini akan menimbulkan kemiskinan, kedua instabilitas akan terjadi jika PMK ini dibiarkan. Kalau masyarakat lapar, maka mereka bisa berontak dan keamanan tidak terjamin, kalau sudah begitu bisa mengganggu stabilitas negara,” ungkapnya.
Pemda Lobar, disebutnya sudah menggarkan dana penanganan PMK melalui BTT sebesar Rp 500 juta. Namun dana itu belum digunakan karena saat ini, para petugas masih menggunakan obat-obatan yang diperolehnya dari para donatur.

Saat ini, dari 10.174 ekor sapi di Lobar yang terjangkit PMK, yang sudah sembuh mencapai 6.164 ekor. Sisa sekitar enam ribu lebih yang masih sakit. “ Nah yang sakit ini yang masih butuh suntikan 1-2 kali, kalau lima ribu disuntik itu membutuhkan anggaran kurang lebih Rp 500 juta. Bupati sudah menganggarkan itu dari dana BTT. Terus Provinsi mana perhatiannya?” tanyanya.

Baca Juga :  Waisak di Mareje Berjalan Khidmat

Dana BTT Rp 500 juta tersebut diakunya akan dijadikan pegangan untuk membeli cadangan obat bila stok obat-obat yang ada saat ini belum mampu mencukupi. “Yang Rp 500 juta itu akan saya pergunakan untuk cadangan obat 10 persen,” terangnya.

Sedangkan untuk persiapan hewan kurban, Distan Lobar akan memfasilitasi para dermawan yang hendak berkurban layanan pemeriksaan hewan kurban. Teknisnya, para dermawan harus melapor terlebih dahulu sehingga Distan Lobar bisa menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan. Berkaca dari tahun sebelumnya, hewan kurban yang tersedia di Lobar ada sekitar 16 ribu ekor. Namun, yang dibeli untuk dikurbankan hanya berjumlah kurang lebih 990 ekor sapi dan 1000 kambing. “Untuk itu, kita minta bagi dermawan yang punya niat melakukan kurban, di mana lokasi sapinya itu akan kita datangi,” imbuh Winengan.(ami)

Komentar Anda