Pemuda Sembalun Kembangkan Bunga Krisan

Pemuda Sembalun Kembangkan Bunga Krisan
BUNGA KRISAN: Salah satu pengunjung Kebun Bunga Krisan Sembalun, Utria Salim, terlihat sangat mengagumi keindahan dan kecantikan warna-warni Bunga Krisan, yang disayangkan pemasarannya masih tersendat. (SIGIT SETYO/RADAR LOMBOK)

SELONG—Kecamatan Sembalun selain menjadi pintu masuk untuk jalur pendakian Gunung Rinjani di wilayah Kabupaten Lombok Timur. Daerah yang dikenal karena keindahan, dan kekayaan alamnya, termasuk keunikan seni dan budayanya ini ternyata juga memiliki potensi besar untuk budidaya bunga hias.

Salah satunya adalah yang kini sedang dikembangkan oleh Kelompok Pemuda Sembalun, tepatnya di Desa Sembalun, yakni Kebun Bunga Krisan. “Keberadaan Kebun Bunga Krisan ini kami harapkan dapat semakin melengkapi Sembalun sebagai obyek wisata unggulan di Lotim, yang memang pantas untuk dikunjungi,” kata Rusmala, Ketua Kelompok Pemuda Sembalun, belum lama ini.

Dituturkan, keberadaan Kebun Bunga Krisan ini awalnya merupakan pylot project (proyek percontohan) dari Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB. “Saat itu selain mendapat bantuan bibit bunga krisan, kami juga mendapat bimbingan, mulai dari proses penyiapan bibit, media tanam, perawatan, hingga berbunga,” beber Rusmala.

Setelah berbunga sambung Rusmala, ternyata Kebun Bunga Krisan ini menarik perhatian para wisatawan yang kebetulan sedang pengunjung ke Sembalun untuk swafoto (selfie, red), yang kemudian di upload di media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya.

“Pelan namun pasti, keberadaan Kebun Bunga Krisan ini pun mulai dicari para pengunjung untuk foto selvie,” ujar Pengelola Kebun Bunga Krisan, sekaligus Pengelola Usaha Kopi Juang Sembalun ini.

Baca Juga :  Daeng Ihsan Terpilih jadi Ketua DPC Hanura Lotim

Melihat antusias wisatawan yang datang lanjutnya, maka pengunjung yang hendak masuk ke lokasi Kebun Bunga Krisan pun mulai dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 5000.

“Sementara bagi pengunjung yang hendak memetik Bunga Krisan, per ikat mereka akan dikenakan tambahan biaya sebesar Rp 15 ribu,” jelas Rusmala seraya menyampaikan, uang yang terkumpul dimanfaatkan untuk biaya pembibitan, perawatan, maupun operasional lainnya.

Sementara Rosyidin, anggota kelompok yang juga Pengelola Rumah Baca Sembalun mengakui, bahwa pemasukan yang didapatkan dari Kebun Bunga Krisan memang baru sebatas dari tiket pengunjung saja.

Bunga Krisan Sembalun
Bunga Krisan
Bunga Krisan Sembalun
Bunga Krisan

“Kalau untuk penjualan bunga, saat ini yang terserap paling sekitar 25 persen saja. Itu pun dari para pengunjung yang masuk. Kami belum memiliki jaringan untuk penjualan keluar dari Sembalun, misalnya ke hotel-hotel dan lainnya,” aku Rosyidin.

Kalau hanya 25 persen yang terjual, bagaimana dengan sisanya? “Ya itu, Bunga Krisan layu sia-sia. Mau bagaimana lagi. Kami belum memiliki jaringan penjualan ke instansi-instansi perhotelan atau restaurant di kawasan obyek wisata seperti Pantai Senggigi, Trawangan, Pantai Kuta dan lainnya,” jelasnya.

Baca Juga :  Merasa Dipersulit, Keluarga Pasien Ngamuk di RSUD Selong

“Jujur saja, kami butuh bantuan untuk pemasaran Bunga Krisan ini. Semoga ini menjadi perhatian pemerintah daerah,” paparnya seraya berharap, suatu saat di Sembalun ada Pasar Agro, sehingga produksi Bunga Krisan milik kelompoknya bisa dipasarkan.

Sedangkan Utria Salim, salah satu pengunjung Kebun Bunga Krisan Sembalun, menyatakan kekaguman yang tak henti terhadap keuletan Kelompok Pemuda Sembalun, yang terus berinovasi dan berkreasi membuat spot-spot baru obyek wisata yang dapat dikunjungi para wisatawan. Termasuk Kebun Bunga Krisan Sembalun ini, juga dapat menjadi obyek wisata yang sangat menarik.

“Sayang banget kalau bunga-bunga krisan yang cantik ini sampai sia-sia dan tidak bisa terjual. Padahal pihak perhotelan di Lombok, khususnya hotel bintang masih mendatangkan bunga dari luar daerah. Kalau di dalam daerah sendiri tersedia, mengapa ini tidak dimanfaatkan?” ujar Utria.

“Karena ini dikelola oleh kelompok, hendaknya ada salah satu anggota kelompok yang khusus bekerja untuk menangani persoalan pemasaran produksi bunga krisan ini. Caranya, tentu harus menjalin jaringan atau kemitraan dengan hotel-hotel bintang yang banyak di Lombok ini. Sayang loh kalau sampai sia-sia, layu begitu,” pungkas Utria menyayangkan. (gt)

Komentar Anda