
PRAYA – Puluhan pemuda yang tergabung dalam Forum Pemuda Peduli Demokrasi Desa Aik Darek Kecamatan Batukliang menggelar aksi demonstrasi di kantor desa setempat. Mereka datang untuk melakukan aksi protes terhadap pembentukan panitia pemilihan kepala desa (pilkades) pengganti antar waktu (PAW) yang tidak profesional dan tidak mencerminkan asas demokrasi.
Korlap aksi, Wawan Muamar menyatakan, pemilihan panitia terutama jajaran ketua dilakukan secara tidak transparan berkedok demokrasi. Yang mereka sayangkan panitia yang terpilih merupakan orang yang memiliki track record buruk di desa sehingga pihaknya meminta agar panitia diganti. “Keinginan kami bahwa panitia pilkades PAW harus diganti karena kami tidak setuju sama ketua panitia terpilih. Cara dan meknisme pemilihan panitia ini harus diubah karena selama ini tidak ada keterbukaan. Tidak pernah ada sosialisasi yang dilakukan Badan Permusyawarahan Desa (BPD),” tuntut Wawan Muamar dalam orasinya di depan Kantor Desa Aik Darek, Selasa (15/40.
Ia menekankan harus dilakukan pemilihan ulang terhadap panitia atau dilakukan pergantian ketua panitia. Jika tidak, maka para pemuda akan tetap melakukan aksi dengan membawa massa yang lebih banyak lagi. “BPD menunjuk panitia yang nama-namanya saja kita tidak tau, sosialisasi tidak ada dan tidak ada kandidat masing-masing dusun yang ditunjuk,” tambahnya.
Yang mereka sayangkan bahwa para panitia terkesan adalah orang-orang yang sudah lama, kemudian tidak ada regenerasi yang diajarkan kepada generasi muda. Padahal para pemuda di desa itu juga memiliki banyak pengalaman dan memiliki intelektualitas yang tinggi. “Jadi bubarkan saja panitia pilkades PAW ini. Bila perlu BPD juga dibubarkan,” tambahnya.
Hal yang sama disampaikan ketua Karang Taruna Desa Aik Darek, Hidayatulloh, prosedur pembentukan panitia ini perlu dilakukan perbaikan karena pihak desa, terutama BPD dianggap tidak disiplin. Di mana seharusnya semua perwakilan dusun, terutama pemuda diundang untuk pembentukan panitia. “Yang kami ketahui ketua panitia ditunjuk langsung tanpa dirembuk untuk menentukan siapa ketua, sekretaris, dan bendahara panitia. Maka aksi ini kami lakukan untuk meminta agar ketua panitia pilkades PAW diganti karena track record ketua panitia yang dulu pernah menjadi ketua panitia pilkades juga buruk,” bebernya.
Kalau tidak bisa diganti, maka diharapkan ada pergantian anggota panitia yang lain bisa menjadi ketua panitia. Baginya bahwa aksi yang dilakukan ini merupakan langkah awal untuk mengawal demokrasi yang ada di desa jika pemdes melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. “Harapan kami agar pelaksanaan pilkades PAW ini berjalan dengan aman dan lancar, ketika proses itu baik pasti akan menghasilkan produk yang baik,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, Sekretaris BPD Aik Darek, H Muhammad Syukri menyampaikan, pembentukan panitia pilkades PAW ini dilakukan setelah BPD menerima surat dari bupati melalui Dinas Pemberdayaan Masyrakat Desa (DPMD). Setelah adanya surat itu, BPD kemudian berkoordinasi dengan pemdes untuk dilakukan musyawarah desa (musdes). “Dalam musdes itu seluruh kadus, camat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda kita undang. Ada sekitar 50 undangan dan saat musdes ini ditentukan lima orang panitia. Jadi dari lima orang ini kemudian mereka berdiskusi untuk menentukan siapa yang menjadi ketua panitia,” ungkapnya.
Di satu sisi, dengan adanya aksi demonstrasi ini maka disepakati juga jajaran panitia akan diganti. Terlebih sekretaris panitia juga mengundurkan diri sehingga BPD meminta perwakilan massa aksi untuk mengusulkan satu orang pengganti. “Nantinya jika sudah ada usulan pengganti maka kita lantik dan setelah itu baru panitia menyepakati siapa yang akan terpilih jadi ketua,” jelasnya. (met)