Pemprov Tegaskan Kereta Gantung tidak Merusak Lingkungan

Mohammad Rum (FAISAL HARIS/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB, Mohammad Rum, menegaskan bahwa pembangunan proyek Kereta Gantung Rinjani tidak akan merusak lingkungan.

Pernyataan itu sekaligus menepis anggapan sejumlah pihak, bahwa pembangunan proyek Kereta Gantung Rinjani di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, akan merusak lingkungan.

Menurut Rum, keberadaan proyek Kereta Gantung menuju Gunung Rinjani yang direncanakan akan rampung pada 2025 mendatang, justru akan memelihara dan melestarikan hutan agar tetap terjaga.

“Yang jelas, apa yang berkembang sekarang ini, terutama dari Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) NTB. Keberadaan Kereta Gantung justru dapat memelihara dan melestarikan hutan. Kenapa, karena ini (kelestarian lingkungan) jualan mereka (investor). Jadi nggak ada yang merusak lingkungan,” tegas Rum, kepada wartawan di Mataram, Selasa (3/1).

Rum juga menyampaikan, meski telah dilakukan groundbreaking pembangunan proyek Kereta Gantung pada tanggal 18 Desember 2022 lalu, maka tidak serta-merta langsung dilakukan konstruksi pembangunan. Namun pembangunan konstruksi baru akan dimulai setelah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) selesai.

Baca Juga :  Mahally Dicopot dari Ketua Fraksi Demokrat

“Sekarang ini investor lagi menyiapkan detailed engineering design (DED), feasibility study (FS) atau studi kelayakan dan rencana kerja selama 10 tahun. Dokumen ini akan dibawa ke Kementerian LHK untuk dibuatkan Amdal-nya. Setelah Amdal selesai, baru dimulai tahapan konstruksi,” jelasnya.

Ditegaskan Rum, pihak investor tidak akan mulai tahapan konstruksi sebelum Amdal selesai. “Jadi kami klarifikasi sekarang, supaya semua memahami. Bahwa investor itu akan memulai kontruksi ketika Amdal sudah okey,” tegasnya.

Sementara sebagai dasar sehingga dilakukan groundbreaking pembangunan proyek Kereta Gantung beberapa waktu lalu, lanjut Rum, karena sudah ada izin Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL).

Tapi investor tidak akan memulai kontruksi, sebelum Amdal-nya selesai. “Yang jelas, itu dilakukan untuk membuat jalan akses diluar kawasan yang kita berikan izin untuk pembangunan proyek Kereta Gantung,” terangnya.

Seperti diketahui, proyek Kereta Gantung menuju Gunung Rinjani akan dikerjakan oleh investor asal China, PT. Indonesia Lombok Resort, dengan memperoleh izin pemanfaatan kawasan hutan seluas 500 hektare.

Namun kata Rum, sesuai aturan mereka hanya bisa menggunakan lahan seluas 500 hektare itu sebesar 10 persen, atau 50 hektare untuk pembangunan fasilitas. “Sementara sisanya yang 450 hektare akan dihutankan kembali oleh mereka (investor),” sambung Rum.

Baca Juga :  Pembalap Jaume Masia Puji Keramahan Warga NTB

Terkait soal sosialisasi kepada masyarakat, lanjut Rum, pihaknya mengaku sudah melakukan atas rencana pembangunan Kereta Gantung menuju Rinjani tersebut. Bahkan Gubernur NTB sudah memanggil masyarakat untuk ikut menyaksikan ketika dilakukan kegiatan groundbreaking.

“Sosialisasi sudah kita lakukan kepada masyarakat. Pada saat groundbreaking, Pak Gubernur sudah memanggil masyarakat untuk menyambut kehadiran Kereta Gantung Rinjani. Dan sisa waktu selama dua tahun ini perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM). Bahkan Pak Gubernur menantang masyarakat disana, untuk melakukan pelatihan. Karena dengan adanya Kereta Gantung nanti, ekonomi masyarakat akan naik,” ucapnya.

Disampaikan Rum, masyarakat di lokasi akan dibangunnya proyek Kereta Gantung Rinjani, juga sangat menyambut baik sekali atas pembangunan proyek dengan nilai investasi mencapai Rp 2,2 triliun itu. “Masyarakat juga sangat welcome atas pembangunan proyek Kereta Gantung Rinjani disana,” pungkasnya. (sal)

Komentar Anda