Pemprov Siapkan Skema KUR Khusus PMI

Baiq Nely Yuniarti

MATARAM — Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus menunjukkan komitmen dalam melindungi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal daerahnya. Sebagai salah satu provinsi dengan jumlah penempatan PMI terbesar di Indonesia, Pemprov NTB menyiapkan terobosan penting untuk mengatasi persoalan klasik yang selama ini membebani calon PMI, yaitu biaya penempatan yang mahal dan kerap memaksa mereka meminjam uang dari rentenir.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disnakertrans NTB, Baiq Nelly Yuniarti, A.P., M.Si., langsung menginstruksikan jajarannya untuk bertindak cepat. Ia menugaskan Plt. Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja, M. Anang Sahidu, beserta timnya, untuk berkoordinasi intensif dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah NTB.

“Kami tidak ingin lagi ada warga NTB yang berangkat ke luar negeri dengan menanggung utang yang membebani masa depan mereka dan keluarganya. Karena itu, arahan Bapak Gubernur sangat jelas fasilitasi akses pembiayaan yang adil dan terjangkau bagi CPMI melalui skema KUR,” ujar Baiq Nelly.

Baca Juga :  KIHT Dituding Ada Pungli, Distanbun NTB Angkat Bicara

Sebagai langkah lanjut, dalam waktu dekat akan digelar Forum Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti OJK, Perusahaan Penempatan PMI (P3MI), BPKAD, BAPPEDA, hingga Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD).

FGD ini bertujuan menyusun skema teknis penyaluran KUR, termasuk aspek regulasi, kelembagaan penyalur, plafon pembiayaan, skema subsidi bunga, dan mekanisme pengawasan agar dapat segera diimplementasikan secara efektif dan tepat sasaran.

Pemerintah Provinsi NTB menilai bahwa akses terhadap pembiayaan formal merupakan hak dasar masyarakat yang harus difasilitasi oleh negara. Terlebih, PMI adalah pahlawan devisa yang patut mendapatkan perlindungan dan dukungan optimal sejak dari fase persiapan keberangkatan.

Oleh karena itu, kehadiran skema KUR ini bukan hanya untuk meringankan beban pembiayaan, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang pemerintah daerah dalam mendorong migrasi yang aman dan berkelanjutan.

Baca Juga :  Dispar Launching Kalender Event 2024, Optimis Target 2,5 Juta Wisatawan

“Kita ingin migrasi internasional ini menjadi jembatan menuju kesejahteraan, bukan malah menambah beban hidup,”jelas Baiq Nelly.

Sebagai informasi Pemerintah Malaysia dijadwalkan akan kembali membuka penerimaan tenaga kerja asing pada bulan Juni 2025, khususnya untuk sektor perkebunan kelapa sawit. Hal ini menjadi angin segar bagi masyarakat NTB yang selama ini menggantungkan harapan pada pekerjaan di luar negeri demi meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.

Kepala BP3MI Mataram, Noerman Adhiguna, mengungkapkan bahwa sejak tahun lalu, Malaysia Barat memang memberlakukan kebijakan penutupan sementara bagi tenaga kerja asing dalam upaya penataan imigrasi dan keamanan dalam negeri. Namun, pada Juni 2025 ini, Malaysia berencana kembali membuka peluang kerja, khususnya untuk sektor kelapa sawit.

“Jangan sampai ada warga kita yang sudah direkrut perusahaan, tetapi karena ada penutupan kembali dari pemerintah Malaysia yang membuat tidak jadi berangkat. Semua timing-nya harus pas,” ujar Noerman. (rat)