Pemprov NTB Target Level 1

Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah (FAISAL HARIS/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Daerah kabupaten kota di Provinsi NTB menjadi salah satu daerah provinsi di Indonesia yang berstatus pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2 saat ini.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat dikonfirmasi soal status Provinsi NTB dalam pelaksanaan PPKM hingga saat ini. “Alhamdulillah kita sudah di level 2 untuk PPKM di NTB, meski sebenarnya kita maunya di level 1,” ujarnya, kemarin.

Meski demikian, Wagub tidak henti-hentinya mengingatkan kepada semua pihak agar tetap disiplin terhadap protokol kesehatan (prokes). Telebih NTB sudah berada di level 2, jangan kemudian lalai terhadap prokes. “Jadi ada satu hal yang paling kita jaga sekarang adalah prokes. Karena sering kali kita, masyarakat ini cepat sekali euforia langsung prokesnya tidak diperhatikan,” kata wagub seraya mengingatkan.

Justru dengan level yang semakin rendah, lanjutnya, masyarakat harus lebih tinggi tingkat kedisiplin dalam penerapan prokes. Apalagi NTB menargetkan agar dapat mencapai PPKM level 1. “Sementara ini baru Jawa Timur yang sudah level 1, maka kita pengen NTB juga di level 1,” harapnya.

Menurut Wagub saat ini kondisi di NTB dalam pengendalian pandemi Covid-19 yang sudah hampir dua tahun bersibaku dalam penanganan virus asal negara Tirai Bambu itu dikelaim sudah mulai terkendali. “Tapi alhamdulillah NTB ini dalam kondisi terkendali sekarang. Maka ayo tingkatkan prokesnya,” ajakannya.

Terlebih sekarang ini, katanya, program vaksinasi terus digecarkan di semua wilayah NTB. Apalagi sebentar lagi NTB menjadi tuan rumah dalam perhelatan world superbike (WSBK) pada November mendatang di Sirkuit Mandalika Lombok Tengah. Sehingga program vaksinasi ditergetkan dapat dituntaskan sesuai terget pemerintah pusat sampai 70 persen. “Alhmadulillah program vaksinasi juga masih tetap lancar,” terangnya.

Baca Juga :  Kasus Baru Positif Covid-19 Melonjak, Sehari 119 Kasus

Terpisah, Asisten III Setda NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi menyebutkan, berdasarkan hasil analisa dan evaluasi (anev) seminggu terakhir ini terdapat ada satu daerah di NTB sudah masuk di level 1. Yakni Lombok Barat (Lobar) yang berstatus PPKM level 1. Sementara untuk sembilan kabupaten kota lainnya sudah berstatus PPKM level. Baik Kota Mataram, Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima.

Eka juga menjelaskan, bahwa dalam penentuan penilaian status PPKM suatu daerah dinilai dari beberapa hal. Di antaranya, transmisi komunitas dan kapasitas respons. Transmisi komunitas yang berkaitan dengan jumlah angka kasus positif Covid-19. Sedangkan kapasitas respons dihitung dari tracing, testing dan traetment. “Tapi kita lihat semakin kesini sekarang positivity rate kita sudah turun. Dan jumlah kasus harian kita sudah rata-rata seperti tahun 2020 lagi. Dikisaran angka 25 kasus,” jelasnya.

Bahkan untuk tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit di NTB, rata-rata sudah sudah turun jika dilihat dari jumlah pasien yang masih dirawat di rumah sakit. Dibandingkan dengan kapasitas BOR yang jumlahnya mencapaian ribuan tentu sekarang lebih rendah dengan kasitas traetment yang sudah baik. “Tetapi yang biasanya jadi PR adalah tracing dan testing,” sabutnya.

Eka juga menyebutkan bahwa NTB pernah angka testingnya cukup baik diurutan ke 3. Karena berdasarkan Standar organisasi kesehatan dunia atau world health organization (WHO), setiap satu pasien terkonfirmasi positif Covid-19, minimal ada 15 kontak erat yang ditracing dan testing. Sementara di NTB, angka tracingnya masih di bawah 10 orang untuk satu orang pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. “Apalagi sekarang orang-orang sibuk vaksinasi, jadi agak turun (testing), maka harus diatur tracing kontak erat itu harus memang tetap dilaksanakan. Kita juga meminta kesadaran orang positif menginformasikan kepada Satgas. Supaya Satgas bisa melakukan tracing kontak eratnya,” sambungnya.

Baca Juga :  Serikat Pekerja Tolak Kenaikan UMP 2022

Karena menurut, mantan Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB ini, tidak mungkin ada testing apabila belum dilakukan tracing. Sebab dari satu baru diketahuan apakah seseorang terkonfirmasi positif atau tidak. ‘’Jadi PR kita di dua itu, tracing dan testing, kalau kita mau menuju level 1, maka tracing dan testing harus ditingkatkan,’’ pungkasnnya.

Seperti diketahui, meskipun kini daerah di NTB berstatus PPKM level 2, namun pemerintah pusat menargetkan NTB untuk melakukan 2.243 testing per hari. Dengan rincian, Lombok Barat harus melakukan testing sebanyak 104 orang per hari. Kemudian, Kota Mataram 369 testing, Lombok Tengah 141 testing, Lombok Timur 889 testing, Lombok Utara 33 testing, Sumbawa Barat 23 testing, Sumbawa 340 testing, Dompu 189 testing, Bima 73 testing dan Kota Bima 73 testing per hari.

Sementara untuk data update kasus Covid-19 di NTB per 02 Oktember 2021. Total jumlah kasus sudah tembus diangka 27.440 kasus. Pasien yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 26.182 orang. Sedangkan kasus kematian sudah mencapai 893 kasus.  (sal)

Komentar Anda