Pemprov NTB Berharap Swasta Manfaatkan Hotel untuk Bangkitkan Ekonomi

ILUSTRASI PEKERJA HOTEL: Tampak dua pekerja Hotel Santika Mataram, yang sedang bekerja melayani pesanan makanan para tamu, sebelum masa pandemi corona melanda Indonesia, tak terkecuali di Provinsi NTB. (sigit setyo/radarlombok.co.id)

MATARAM—Tren kenaikan kasus COVID-19 terus menekan ekonomi NTB, khususnya industri pariwisata. Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (Kadispar NTB) H. Lalu Mohammad Faozal menyatakan, pandemi COVID-19 menjadi momentum bagi pelaku industri pariwisata untuk beradaptasi, salah satunya dengan menawarkan paket isolasi mandiri.

Memasuki era new normal, Dinas Pariwisata NTB sedang meninjau layanan hotel-hotel di NTB untuk memastikan operasionalnya sesuai standar protokol COVID-19. “Sejauh ini, ada dua pihak yang telah memanfaatkan hotel sebagai fasilitas isolasi mandiri. Salah satunya adalah PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang bekerja sama dengan enam hotel sebagai tempat isolasi mandiri bagi karyawan,” ucap Faozal.

Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB mulai memetakan statistik dampak pandemi COVID-19 bagi pelaku usaha dan keberlangsungan pariwisata NTB.

Sebanyak 24 hotel yang menjadi anggota PHRI di NTB menutup operasional sementara waktu. Dampaknya, ada 3.310 karyawan hotel yang dirumahkan.

Dari hasil pemetaan, PHRI nantinya akan berkerjasama dengan pemerintah regional setempat untuk membentuk tim pemulihan sebagai rencana kontingensi sektor pariwisata.

“Saat ini hanya 10 persen hotel yang beroperasi. Beberapa di antaranya melayani isolasi mandiri,” jelas Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Ni Ketut Wolini.

Menurut Wolini, protokol kesehatan menjadi faktor krusial agar paket isolasi mandiri tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Hal praktis yang bisa dilakukan pihak hotel salah satunya yakni fasilitas cuci tangan dan hand sanitizer yang memadai.

Melalui keterangan terpisah, Head of Corporate Communications PT AMNT, Kartika Octaviana menjelaskan bahwa kerja sama dengan enam hotel di Lombok berfungsi sebagai fasilitas isolasi mandiri karyawan dalam masa pergantian shif.

“PT AMNT menyewa sepenuhnya gedung hotel tersebut dan menerapkan standar protokol COVID-19. Seluruh karyawan yang kami tempatkan adalah mereka yang tidak memiliki gejala atau indikasi, bukan yang positif. Sehingga tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan dari pemilik hotel maupun masyarakat,” ujar Kartika Octaviana, Head of Corporate Communications PT AMNT, Jumat (29/5/2020).

Ia menambahkan bahwa PT AMNT terus berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, serta elemen masyarakat, sebagai komitmen bersama dalam membangkitkan ekonomi Mataram.

Selain PT AMNT, ada pula Satuan Tugas COVID-19 Rumah Sakit Universitas Mataram (Satgas COVID-19 Unram) yang bekerjasama dengan dua hotel sebagai tempat isolasi mandiri. “Kerjasama dengan hotel adalah upaya dalam memberikan opsi bagi masyarakat yang memerlukan tempat untuk isolasi mandiri,” ucap Direktur RS Unram, dr. Ahmad Taufik.

Ia juga menjelaskan bahwa kerja sama dengan hotel jelas membawa manfaat bagi masyarakat yang lebih membutuhkan akses untuk fasilitas, serta tindakan medis di rumah sakit.

Kedua inisiatif tersebut direspon positif oleh Kadispar NTB. “Dengan adanya kerja sama, industri perhotelan bisa ikut berpartisipasi membantu penanganan COVID-19, sekaligus memutar roda ekonomi,” tutup Faozal. (gt)

Komentar Anda