Pemprov Minta Pengamat Tidak Asal Bicara

MATARAM – Pemerintah Provinsi NTB di bawah pimpinan TGB-Amin (TGH M Zainul Majdi – Muhammad Amin) meminta kepada para pengamat ekonomi agar tidak asal berbicara.

 Pengamat ekonomi diharapkan bisa berhati-hati dalam memberikan statement terkait pertumbuhan ekonomi NTB.  Kepala Biro Humas Pemprov NTB  Yusron Hadi memberikan reaksi atas pernyataan pengamat ekonomi NTB Dr M Firmansyah yang menyebut pertumbuhan ekonomi NTB tidak berkualitas. “Kita mohon kepada para pemerhati ekonomi untuk berhati-hati memberikan statement, kita menyayangkan ada pernyataan yang menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi NTB tidak berkualitas,” ucapnya dalam rilis yang diterima Radar Lombok, Kamis malam (23/6).

Pernyataan tersebut lanjut Yusron, sama artinya mengabaikan hasil dari upaya dan kerja-kerja yang telah dicapai oleh seluruh komponen pembangunan daerah baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan termasuk pemerhati ekonomi itu sendiri.

Menurutnya, apabila ekonomi NTB dianggap tidak berkualitas maka itu menunjukkan kegagalan semua komponen. Padahal para pemerhati bisa berada di dalamnya sebagai advisor, atau membantu pemerintah mencari solusinya. “Pernyataan itu juga berarti men-down grade penilaian pemerintah pusat terkait dengan kemajuan raihan pertumbuhan ekonomi NTB selama ini,” katanya.

Baca Juga :  Pemprov Setujui Pembentukan 2 Kecamatan dan 25 Desa

Dikatakan, sepanjang 2008-2013 pertumbuhan ekonomi relatif terus membaik. Terlebih lagi pada tahun 2015 lalu pertumbuhan ekonomi NTB terbaik secara nasional. Bahkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk tingkat pengangguran terbuka per triwulan-I 2016 turun menjadi 3,6 persen dari sebelumnya 5,9 persen per akhir 2015.

Data tersebut tambahnya, dikeluarkan oleh BPS yang merupakan institusi pemerintah yang dipercayai dan jadikan rujukan penilaian bagi setiap indikator capaian pembangunan ekonomi. Data BPS juga menyebutkan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun 2016 Provinsi NTB meraih posisi tertinggi se-Indonesia mencapai 9,9 persen. “Inflasi juga bisa kita tekan, bahkan kita bisa deflasi,” jelasnya.

Disampaikan Yusron, pemerintah daerah beserta seluruh komponen pembangunan terus berupaya mendorong pertumbuhan diseluruh  sektor. Termasuk pada bidang infrastruktur yang merupakan pendukung ekonomi, sehingga bisa meningkatkan aksesibilitas antar wilayah dalam mengantarkan pergerakan barang dan jasa ke semua penjuru wilayah. “Jalan nasional sudah 100 persen, itu sudah mantap. Bendungan dan sistem irigasi juga kita bangun sebagai penunjang ketahanan pangan,” katanya.

Belum lagi sektor sektor ekonomi riil yang berbasis pertanian dalam arti luas, baik pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan terus dibenahi. Sektor pariwisata NTB juga sedang menggeliat memantapkan posisinya dalam kancah wisata nasional dan internasional. “Kita memaklumi belum semuanya berhasil tetapi marilah bangun optimisme masyarakat,” imbuhnya.

Baca Juga :  264 Ribu Rumah di NTB Tidak Layak Huni

Terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang saat ini yang hanya dinikmati pihak-pihak tertentu, Yusron juga membantahnya. Menurutnya pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar.  Hal itu dapat dibuktikan dengan ketimpangan sosial yang semakin bisa dihindari.

Dilansir Radar Lombok sebelumnya, Pengamat Ekonomi NTB, Dr M Firmasyah menilai pertumbuhan ekonomi NTB tidak berkualitas. Pertumbuhan ekonomi NTB sebesar 9,97 persen yang sempat menuai pujian Presiden Jokowi itu tidak berpengaruh terhadap pengurangan angka kemiskinan.

Firman juga menyebut Pertumbuhan ekonomi saat ini hanya dinikmati oleh kelompok-kelompok tertentu, sementara masyarakat NTB menjadi penonton saja bahkan sebagai sapi perahan. Realita tersebut dapat ditelusuri di lapangan, masyarakat kebanyakan merasa kehidupannya tidak jauh lebih baik meski pertumbuhan ekonomi NTB tertinggi se-Indonesia. Apabila pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh pertambangan dan perdagangan, maka uang hanya mengalir ke orang-orang besar kemudian dikirim ke luar daerah.  (zwr)

Komentar Anda