Daging Impor Serbu Mataram, Pemprov NTB: Kami Tak Keluarkan Rekomendasi

Ilustrasi daging impor. (IST/NET)

MATARAM – Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadan dan menjalang Lebaran tahun ini. Pemerintah Kota Mataram mendatangkan daging sapi impor sebanyak 40 ton tanpa rekomendasi dari Pemprov NTB.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB drh. Khairul Akbar menyampaikan dari informasi yang diterima bahwa pemkot Mataram telah mendatangkan daging impor dari luar NTB di luar sepengetahuan Pemprov NTB. “Impor daging sapi beku itu hanya kota Mataram saja yang mendatangkan khusus untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan Idul Fitri dan itu hanya menggunakan rekomendasi dari Kota Mataram tanpa rekomendasi dari kami dengan jumlah sekitar 40 ton daging sapi beku,” katanya saat dikonfirmasi Radar Lombok, Rabu (27/4).

Perbedaan harga daging sapi impor jauh lebih rendah dibandingkan harga daging sapi lokal di NTB. Untuk harga daging sapi impor berkisar Rp 80.000 per kg, sedangkan daging sapi lokal mulai merangkak naik jelang Hari Raya Idul Fitri atau lebaran menjadi Rp 130 ribu per kg. “Tapi lebih jelasnya, bisa dikonfirmasi dinas pertanian kota Mataram karena kami tidak pernah merekomendasikan impor daging dari luar NTB itu,” sambung Khairul.

Khairul juga menyesalkan atas apa yang dilakukan pemerintah kota Mataram yang melakukan impor daging sapi. Karena seharusnya ketika dilakukan impor daging harus ada rekomendasi dari Pemprov melalui Disnakeswan NTB. “Seharusnya ada rekomendasi dari Disnakeswan Provinsi NTB. Tapi ini langsung dari pemerintah kota Mataram yang masukan (impor daging sapi),” katanya.

Khairul mengaku kecolongan atas apa yang dilakukan kota Mataram yang seharusnya ketika ada impor daging harus melalui rekomendasi dari Pemprov NTB. “Ya kita kecolongan ini, seharusnya memang ada rekomendasi dari kita. Tapi coba nanti komfirmasi saja ke Dinas Pertanian Kota Mataram,” ucapnya.

Baca Juga :  Mensos Minta Pengungsi Banjir Bandang Dipindahkan

Sebab, menurut Khairul, jika ada daging sapi yang didatangkan dari luar NTB harus ada proses karatina terlebih dahulu. “Tapi mungkin dikarantina tidak ada halangan, sehingga bisa langsung masuk ke Kota Mataram,” tambahnya.

Sementara dari sisi ketersediaan stok daging sapi di NTB jelang Lebaran tahun ini masih cukup tersedia. Bahkan, kataKhairul, stok daging sekarang dalam kondisi aman dan kendali. “Jadi stok kita dalam kondisi aman dan kendali dengan jumlah stok kita sekitar 50 ton. Ini khusus stok daging sapi lokal kita, tidak dari luar,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi NTB, Fathurrahman menyampaikan hingga H-5 hari idul fitri untuk situasi ketersediaan bahan pokok di NTB dalam kondisi aman. Meski diakui, masih ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, tetapi tidak terlalu signifikan. “Ketersediaan bahan pokok kita aman sampai jelang hari H hari raya idul fitri dan harga juga tidak terjadi kenaikan gejolak harga,” katanya.

Namun, akuinya, ada beberapa komoditas seperti bawang merah yang mengalami kenaikan dari angka Rp 3000 ribu dari harga Rp 26 ribu, sementara untuk cabai rawit malah terjadi penurunan harga dari sebelumnya diangka Rp 30 ribu sekarang jadi Rp 25 ribu. Tetapi untuk harga daging sapi terjadi kenaikan sebelum harga Rp 125 ribu sekarang naik diharga Rp 130 ribu. Begitu juga untuk telor ayam terjadi kenaikan harga hingga diangka Rp 1000 sampai Rp 2000 per satu tray. “Tetapi secara umum (harga bahan pokok) diharga stabil tidak terjadi kenaikan. Terkecuali ada beberapa yang mengalami kenaikan,” akuinya.

Fathurrahman juga berhadap kondisi harga bahan pokok yang saat ini bisa dikatakan masih stabil tidak akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan baik sebelum lebaran maupun sesudah lebaran nanti. “Ya mudah-mudahan kondisi tetap stabil. Inikan psikologi menjelang H-5 lebaran sampai H-1 lebaran. Tapi tentu dengan ketersediaan bahan pokok yang ada ini tentu akan mempengaruhi harga. Jika ketersediaan dipasar cukup tentu harga tidak akan terjadi kenaikan yang signifikan,” terangnya.

Baca Juga :  Kejaksaan Dalami Dugaan Korupsi DBHCHT Distanbun NTB

Untuk langkah antisipasi yang dilakukan selama ini, kata Fathurrahman, pihaknya telah melakukan pasar murah sejak awal puasa hingga saat ini dikabupaten kota di NTB. Seperti misalnya di kota Mataram telah dilaksanakan beberapa kali, begitu juga di kabupaten Lombok Barat maupun dikabupaten kota lainnya hingga saat ini. “Terlebih juga kita melakukan oprasi pasar untuk menjamin juga ketersediaan minyak goreng curah, kita sudah melakasanakan dibebepa tempat,” katanya.

Terlebih untuk pendistribusian Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng telah digelontorkan oleh pemerintah pusat bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dimasing-masing desa. “Kita lakukan dengan sistem per kouta dikabupaten kota. Misalnya di Lombok Barat kemasing-masing desa mencapai 4,5 ton dan kita juga sesuaikan dengan kondisi. Bagitu juga di Lombok Timur ada 10 ribu kg. Termasuk ada beberapa yang akan dilakukan oleh Bulog. Jadi mudah-mudahan untuk pendistribusian minyak goreng curah disemua kabupaten kota bisa terjangkau,” harapnya.

Selain itu, kata Fathurrahman, pihaknya juga berupaya untuk menambah distributor yang ada di NTB untuk dapat melakukan distribusi minyak goreng curah yang sebelumnya sempat mengalami kelangkaan dan terjadi kenaikan harga. Sehingga dalam pendistribusian dibutuhkan beberapa peralatan dan kendaraan yang memadai untuk minyak goreng curah. “Dan alhamdulillah kemarin sudah ada hampir 4 sampai 5 distributor yang akan melakukan distribusi dibeberapa tempat yang terhubung dengan PT. Star sebagai distributor utama di NTB,” pungkasnya. (sal)

Komentar Anda