Pemprov Ingin Bangun Jalur Kereta Api

KOMPAK : Keinginan Kepala Dishub NTB, Lalu Bayu Windia (tengah) untuk membangun jalur kereta api di Pulau Sumbawa mendapat dukungan DPRD NTB dan Pjs Bupati, Selasa (20/10). (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK )

MATARAM – Gagasan baru datang dari Pemerintah Provinsi NTB di bawah kepemimpinan Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi). Gagasan tersebut, yaitu membangun jalur kereta api di Pulau Sumbawa. 

Keberadaan kereta api dinilai sangat penting di Pulau asal kelahiran Gubernur NTB itu. Mengingat, wilayah disana sangat luas. “Kita berencana bangun kereta api di Pulau Sumbawa,” ucap Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, Lalu Bayu Windia saat berada di gedung DPRD NTB, Selasa (20/10).

Berdasarkan regulasi yang dipahami Bayu, membangun jalur kereta api sangat memungkinkan di Pulau Sumbawa. Hal itu disebabkan jarak tempuh disana sudah di atas 500 kilometer. 

Direncanakan, jalur kereta api akan dibangun dari Poto Tano hingga Sape. Itu artinya, kereta api akan melintasi seluruh kabupaten/kota di Pulau Sumbawa. “Kalau jarak tempuh 500 kilometer itu, kereta api layak ada. Kalau di bawah 500 kilometer, cukup transportasi darat, bis,” jelasnya. 

Pembangunan jalur kereta api dari Tano sampai Sape, diyakini akan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Terutama masyarakat karena bisa membuat efisiensi. “Itu inline dengan rencana nasional yang akan mendirikan perusahaan kereta api juga,” imbuh Bayu. 

Ditegaskan, jalur kereta api hanya akan dibangun di Pulau Sumbawa. Sedangkan untuk Pulau Lombok, kereta api tidak dibutuhkan. Hal itu disebabkan geografis kedua pulau tersebut jauh berbeda. 

Untuk saat ini, Bayu belum bisa memprediksi berapa biaya yang dibutuhkan dalam membangun jalur kereta api. “Belum berani kita prediksi kebutuhan anggaran. Bisa juga nanti gunakan investor. Ini di Sumbawa saja, kalau Pulau Lombok tidak ada. Kan kecil pulau Lombok, masa dari sini ke Sengkol mau pakai kereta api, itu bisa dengan sepeda. Kalau bisa nanti kita buat jalur kereta api seperti yang di Korea,” ucapnya. 

Lalu kapan pembangunan jalur kereta api akan dimulai? Bayu sendiri belum bisa memastikan. Namun saat ini, pihaknya sedang mengumpulkan berbagai informasi. “Kita belum pastikan kapan bisa diwujudkan. Tapi kita mulai seriusi sejak sekarang. Kita melakukan survei dulu untuk mendapatkan semua informasi,” kayanya. 

Bayu juga memastikan, membangun jalur kereta api bukan sekedar pepesan kosong. “Setelah kumpulkan data, kemudian susun pra FS. Prosesnya masih panjang, tapi kan pak Gubernur bilang, perjalanan 560 kilometer itu dimulai dari langkah awal,” ucapnya. 

Adanya rencana Pemprov membangun jalur kereta api, mendapat dukungan penuh dari para wakil rakyat di DPRD NTB. Gagasan tersebut dinilai cukup cemerlang dan menjadi salah satu solusi mengatasi persoalan transportasi di Pulau Sumbawa. 

Tokoh komisi IV DPRD NTB yang membidangi transportasi, Ruslan Turmuzi memberikan apresiasi atas gagasan tersebut. “Untuk capai sesuatu memang harus menghayal dulu, tapi harus realistis. Adanya kereta api bisa menunjang juga rencana jembatan Lombok-Sumbawa. Saya lihat ini realistis, ide cemerlang,” ujarnya. 

Jalur kereta api juga nantinya diharapkan bisa menjadi jalur pariwisata. Pasalnya, salah satu kendala pariwisata di Pulau Sumbawa adalah infrastruktur jalan yang tidak memadai. 

Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen untuk membantu Dinas Perhubungan mewujudkan mimpi tersebut. “Kita siap anggarkan apa kebutuhannya, biaya survei, biaya pra FS, kita akan bantu. Karena hanya di NTB masih banyak masalah transportasi, seperti tidak adanya kereta api, bypass atau jalan layang dan jalan tol. Kita harus berpikir 20 tahun kedepan, apalagi KEK Mandalika butuh infrastruktur pendukung,” terangnya. 

Salah seorang kepala daerah di Pulau Sumbawa, Muhammad Husni selaku Penjabat sementara (Pjs) Bupati Bima juga bersemangat dengan gagasan kereta api tersebut. “Kita tentu sangat mendukung. Itu akan sangat membantu masyarakat. Apalagi cukup 2 jam ke Sape dari Pototano kalau ada kereta api,” kata Husni. (zwr) 

Komentar Anda