
MATARAM — Sektor kepariwisataan di Kawasan Pantai Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, yang sebelumnya pernah Berjaya, kini dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Tentu saja Pemerintah Provinsi NTB tidak ingin melihat kondisi pariwisata Senggigi terus meredup, karena kalah bersaing dengan destinasi wisata lainnya.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Perhubungan NTB, akan melanjutkan revitalisasi kawasan pariwisata Senggigi. Salah satunya dengan melakukan revitalisasi kawasan Senggigi, dan menambahkan semakin banyak rute kapal cepat dari dan tujuan Senggigi.
Asisten II Pemprov NTB, HL Moh. Faozal menyatakan, untuk menghidupkan Kembali pariwisata Senggigi, Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Barat akan melakukan peningkatan kapasitas terhadap keberadaan dermaga Senggigi. “Sisi laut diselesaikan oleh Lombok Barat, sementara untuk darat diselesaikan oleh Provinsi. Sehingga kita segera menyelesaikan rekondisi Pasar Seni Senggigi,” kata Faozal, Kamis (12/6).
Saat ini, lanjut Faozal, untuk rekondisi dari kawasan Pasar Seni Senggigi sedang dalam tahapan penyusunan Detail Enggenering Desain (DED), dan Penyusunan Feasibility Studi (FS). Sedangkan di Pemkab Lombok Barat sendiri sudah masuk dalam tahapan lelang. Dimana Lombok Barat menyiapkan anggaran sekitar Rp 12 miliar untuk Senggigi.
“Informasi dari Pak Bupati Lombok Barat, ada Rp12 miliar untuk pembenahan sisi laut kawasan Senggigi. Jika ini sudah terealisasi, kita akan bisa menopang kekuatan konektivitas jalur udara melalui jalur laut, khususnya Lombok-Bali,” jelas Faozal.
Jika Dermaga Senggigi dan kawasan Senggigi sudah selesai ditata, selanjutnya pemerintah harus bisa menguatkan konektivitas dari dan ke Senggigi. Karena ada 3.500 kamar hotel di Senggigi yang harus diselamatkan.
Dengan banyaknya pilihan yang bisa diambil ke Senggigi, maka wisatawan bisa lebih mudah dan murah berwisata ke Senggigi. “Ada 3500 room (kamar hotel) di kawasan Senggigi itu yang harus kita selamatkan. Caranya, dengan meningkatkan konektivitas,” tegas Faozal.
Dijelaskan, kompetitor paling berat pariwisata Senggigi adalah Mandalika. Dimana Kawasan Mandalika bisa menang, karena ada Bandara yang dekat, dan juga didukung dengan keberadaan KEK Mandalika dan juga Sirkuit.
Sedangkan Kawasan Senggigi belum ada destinasi baru yang bisa menarik wisatawan untuk datang. Meski sudah ada investasi besar di kawasan Senggigi di sektor pariwisata. “Karena investasi berupa bangunan hotel ini tidak bisa dipindahkan, sehingga perlu diselamatkan pariwisata Senggigi,” ujar Faozal.
Mantan Kadis Pariwisata NTB ini optimistis, Kawasan Senggigi akan kembali menjadi tujuan destinasi wisata, jika sudah bisa diselesaikan masalah aksesibilitas. “Masalah Senggigi itu, harus ada aksesibilitas yang cukup, dan kedua ada layanan untuk wisatawan. Sehingga ini yang menjadi perhatian kita dengan Pemkab Lombok Barat,” ujar Faozal.
Pemerintah tidak ingin melihat Senggigi semakin terpuruk, karena ini akan berdampak terhadap keberadaan hotel-hotel di kawasan Senggigi, agar tidak bernasib sama dengan hotel yang sudah tutup. “Kita tidak ingin ada hotel besar tutup seperti nasib Hotel Santosa. Keberadaan hotel lainnya yang ada sekarang ini harus diselamatkan,” pungkas Faozal. (ami)