Pemodal Asing Ramai Berinvestasi ke KLU

Vidi Eka Kusuma
Vidi Eka Kusuma (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK )

TANJUNG – Kabupaten Lombok Utara (KLU) sebagai daerah yang memiliki banyak destinasi wisata unggulan menjadi daya tarik para pemodal, baik dalam maupun luar negeri.

Para investor yang merajai invetasi di KLU adalah dari Eropa, baru disusul dari para investor Asia. “Saat ini sudah banyak pemodal asing dan pemodal dalam negeri yang berinvestasi di KLU, terutama pada bidang industri pariwisata,” terang Kepala Dinas Tenaga Kerja Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker PM dan PTSP) KLU Vidi Eka Kusuma kepada Radar Lombok, Kamis (27/7).

Dengan adanya kejelasan rencana pembangunan bandar internasional Kayangan semakin menjadi daya tarik para pemodal Asia. Misalkan, beberapa hari lalu melakukan penandatanganan keminatan dengan Pemkot Huiku Provinsi Hainan China dalam hal peningkatan pariwisata, SDM kelautan dan pertanian. “Para investor juga sudah bergerak ke bidang industri, properti dan perminyakan,” paparnya.

Jika melihat data izin prinsip para investor asing yang berinvestasi mencapai ratusan pemodal. Selain itu, ada juga dari pemodal besar dari Rusia yang tertatik berinvestasi di bidang minyak. Semakin banyaknya investor asing yang masuk, tentu semakin membuka peluang kerja dan bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat. Imbasnya juga para pengusaha membuka usaha dengan adanya supplier kebutuhan hotel di KLU. “Pak bupati juga langsung menjadi salesmen menjual keunggulan-keunggulan atau potensi-potensi KLU ke luar negeri, seperti sekarang ini beliau berada di New Zeland,” ucapnya.

Baca Juga :  Bupati Lombok Utara Bakal Gulirkan Pinjaman Modal Tanpa Bunga

Para investor asing yang ramai-ramai ini, kata Vidi, adanya yang langsung mendapatkan informasi dari kegiatan-kegiatan promosi, sehingga tertarik untuk menanam investasinya. Tahun ini, jelasnya, pihaknya menargetkan nilai investasi yang masuk mencapai Rp 50 miliar dengan jumlah investor 30 orang. “Masing-masing investor menanam investasi paling rendah Rp 1 miliar dan paling besar Rp 3 miliar lebih. Nilai ini memang masih sedikit, kedepan akan ditingkatkan,” ungkapnya.

Bahkan, baru-baru ini pihak manajemen hotel Santika akan membangun hotel bintang tiga di kawasan wisata Malaka. Untuk memberikan kenyamanan kepada investor, pihaknya terus memperbaiki sistem birokrasi pengurusan perizinan dengan efesiensi jalur-jalur perizinan atas kewenangan 43 tersebut. Pihaknya sudah mensosialisasikan jumlah kewenangan ini kepada khalayak. “Kita juga akan terus melibatkan media massa dan melalui pamflet,” katanya.

Baca Juga :  Kades Lombok Utara Senang Dana Desa Naik

Kedepan, pihaknya akan membuat papan informasi dari tiga bahasa seperti bahasa Inggris, Mandarin dan Indonesia. Para pekerja juga akan diberikan pelatihan bahasa asing tersebut, agar bisa memberikan pelayanan kepada para investor asing sehingga lebih leluasa menanyakannya. “Kita sudah siapkan para tutor baik bahasa Mandarin maupun Inggris,” tandasnya.

Terkait posisi kantor Disnaker yang berada di dalam, Vidi mengakui, bahwa banyak yang ingin mengurus perizinan sulit mencari keberadaan kantornya. Menurutnya, posisi kantor perizinan paling pantas berada didekat kantor bupati karena tidak boleh jauh dari komplek perkantoran bupati. Selain itu, saat ini kantornya juga masih kekurangan tenaga. “Khusus kantor kami harapkan bisa berada di dekat kantor bupati, supaya terpadu dan mudah diketahui para investor, atau minimal berada dipinggir jalan raya besar. Kalau sekarang banyak yang sulit mencari keberadaannya,” harapnya. (flo)

Komentar Anda