Pemkot tak Mampu Beli Alat Pengeruk Sungai

Kepala Dinas PU Kota Mataram Mahmudin Tura

MATARAM– Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram membutuhkan alat khusus untuk mengeruk dasar sungai sebagai salah satu solusi menangani banjir yang diakibatkan oleh luapan air sungai. Namun dinas belum punya alat ini. Pemkot membutuhkan dana besar untuk membeli alat ini yakni sekitar Rp25 miliar. Alat yang bernama jetter ini dipakai untuk mengeruk sedimen yang tidak bisa dijangkau oleh alat berat biasa di sungai-sungai besar. “Kita butuh jetter untuk pengerukan sedimen,” ungkap Kepala Dinas PU Kota Mataram Mahmudin Tura kemarin.

Beberapa titik sungai memang sudah dangkal yang cukup parah seperti yang ada di  Kelurahan Pagutan Timur tepatnya di Karang Buaya. Sedimennya sudah parah dan harus dikeruk. Tetapi pengerukan tidak bisa dilakukan secara keseluruhan karena  harus memasuki perkampungan warga.

Baca Juga :  Masyarakat Terara Keluhkan Drainase Tak Berfungsi

Kondisi yang sama juga terjadi di Lingkungan Timrah Kelurahan Pagesangan Barat. Di sini juga mengalami pendangkalan. Saat hujan, saluran tidak bisa menampung debit air yang tinggi. Jetter mempermudah proses pengerukan. Pakai alat ini, satu kali keruk bisa mencapai 1 kubik.

Dinas PU sudah mengajukan proposal peminjaman alat di pemerintah pusat. Peminjaman diusulkan di Dirjen Cipta Karya Kementerian PU. Saat ini untuk jatah pinjam Kota Mataram belum ada sehingga untuk sementara harus dengan  usulan peminjaman dulu.” Kita sudah usulkan untuk peminjaman  mudahan segera dijawab,”harapnya.

Mahmudin menyebutkan  pihaknya tidak bisa memastikan apakah akan mendapatkan pinjaman tersebut atau tidak. Karena saat ini Pemkot terus melakukan lobi agar bisa secepatnya diberikan jawaban. Kalau misalnya nanti ada uang yang cukup, maka Pemkot akan beli sendiri alat tersebut.

Baca Juga :  Kapal Pengeruk Labuhan Haji Masih Nganggur

Soal genangan, Dinas PU sudah memberikan tambahan tugas kepada pasukan biru untuk aktif memantau  saluran dan drainase.” Sudah diminta pasukan biru standbye 24 jam,” tegasnya.

Terpisah, warga yang tinggal di BTN Tanah Haji yang  rumahnya terendam banjir belum lama ini meminta Pemkot memperhatikan saluran yang rusak dan mampet.”Rumah kami kembali tergenang banjir,” kata Bambang Mei, salah seorang warga kepada Radar Lombok.(ami)

Komentar Anda