Pemkot Mataram akan Kembangkan Insinerator Rakitan Warga

Pemkot Mataram akan Kembangkan Insinerator Rakitan Warga
MESIN : Sekda Kota Mataram bersama beberapa pejabat SKPD melihat proses ujicoba insinerator sampah di Mataram kemarin. (Fahmy/Radar Lombok)

MATARAM-Pemerintah Kota Mataram berjanji akan mengembangkan rakitan warga berupa insinerator mini sampah. Alat ini dirakit oleh Muhammad Aeko Zulhimam. Alat ini ia beri nama GT14AW, dan diikutkan dalam gelaran Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat nasional di Palu tahun lalu.

Kepastian Pemkot Mataram mengembankan mesin ini setelah Sekda H. Effendi Eko Saswito melihat langsung bagaimana cara kerja insinerator ini. Demonstrasi pembakaran sampah dilakukan di lantai 3 kantor wali kota usai pelantikan pengurus Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) kemarin.

Dijelaskan Sekda, mesin pembakar sampah ini kedepan harus dikembangkan kapasitasnya untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di daerah ini.” Mesin ini harus dikembangkan karena cukup efisien untuk pengurangi pengangkutan sampah,” kata Sekda.

Untuk tahap pertama kemungkina mesin ini harus bisa ditempatkan di semua pasar tradisional. Nantinya sampah pasar tidak perlu diangkut ke TPA melainkan dibakar di tempat. Dengan begitu bisa mengefisienkan biaya pengangkutan sampah. Namun mesin yang harus digunakan tentunya mesin dengan kapasitas yang lebih besar, agar semua sampah pasar bisa langsung dimusnahkan di tempat.

Di Kota Mataram ada 19 pasar. Kalau ditempatkan di masing-masing pasar satu mesin maka perakit harus merakit 19 mesin.” Saya melihat tadi hasil pembakarannya tidak ada asap,” ujarnya.

Apalagi mesin ini adalah hasil karya warga Mataram. Maka Pemkot wajib memfasilitasi hasil karya warga agar bisa dimanfaatkan untuk daerah.”Ini jadi kebanggaan karena hasil karya warga Kota Mataram,”ungkapnya.

Untuk pembiayaan kedepan bisa saja Pemkot memberikan dana hibah melalui Posyantek.” Nanti akan diberikan dalam bentuk dana hibah untuk produksi mesin tersebut,” ungkapnya.

Terpisah, perakit insinerator mini, Muhammad Aeko Zulhimam menyebutkan satu unit mesin biaya pembuatannya sekitar Rp 30 sampai 40 juta, dengan kapasitan sampah 10 kubik perhari. Durasinya satu kali pembakaran sekitar 10 menit. Ia menuturkan setelah mengikuti TTG tahun 2017 lalu pihaknya terus berusaha melakukan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap mesin pembakar sampah, sampai saat ini menurut Eko ia menilai mesinnya sudah cukup bagus dan sudah dilakukan pengujian.” Hasil pembakaran sudah diuji saat mengikuti TTG tingkat nasional,” ungkapnya.(ami)

Komentar Anda