Pemerataan Guru Masih Jadi Masalah Pendidikan NTB

MATARAM – Jika sejumlah daerah di Indonesia kekurangan guru sekolah dasar (SD), ternyata tidak demikian dengan NTB. Justru rasio jumlah siswa dan guru di SD sangat bagus di NTB.

“Hanya saja, persoalan di NTB adalah pendistribusian guru yang belum merata dan menjadi masalah utama pendidikan di NTB,” ungkap Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) NTB, Muhammad Irfan, Senin (16/8).

Dikatakan, jumlah guru SD di NTB saat ini sebanyak 39.300 orang. Jumlah ini terdiri dari jumlah satuan pendidikan SD di NTB sebanyak 3.158 unit. Baik itu  SD negeri dan swasta yang berada di 10 kabupaten/kota.

Rasio jumlah siswa dan guru SD di NTB, bebernya, 1:15. Rasio ini setara dengan 1 guru mengajar 5 orang siswa. Padahal rasio standarnya adalah 1 : 28.

Baca Juga :  5.298 Guru Korban Gempa Terima Uang Kaget

Di NTB jumlah guru  SD baik itu PNS maupun non PNS sebanyak 39.300 orang dengan rincian jumlah guru PNS yang mengajar di SD sebanyak 20.664 orang. Sementara guru non PNS yang mengajar di SD negeri dan SD swasta sebanyak 18.636 orang. Artinya jumlah guru PNS dan non PNS yang mengajar di SD yang ada di NTB beda tipis.

Dikatakanya, persoalan pendidikan di NTB saat ini bukan pada persoalan kekurangan jumlah guru. Melainkan lebih kepada pemerataan penugasan guru yang ada di SD pusat perkotaan dan di pedesaan serta daerah terpencil.

Sekarang ini, kecenderungannya guru PNS menumpuk di SD yang ada di pusat perkotaan. Akibatnya SD yang ada di pedesaan ataupun pinggiran terkesan mengalami kekurangan guru. Praktis, diisi oleh guru non PNS.

Baca Juga :  SK Palsu Mutasi Guru Beredar di Bayan

“Kita berharap pemerintah kabupaten/kota bisa menata ulang penempatan guru PNS di daerah. Karena masalah pendidikan di NTB itu adalah persebaran guru PNS yang tidak merata,” tambah Kasi Pengolahan Sumber Informasi (PSI) LPMP NTB, Sri Sukriani.

Jika masalah mendasar pendidikan di NTB untuk pemerataan penugasan guru tidak menumpuk di pekotaan, Sri optimis, pemerataan mutu dan kualitas pendidikan juga bisa didapatkan di sekolah pinggiran. Tidak seperti sekarang ini, mutu pendidikan terkesan pincang sebelah, dimana sekolah dengan mutu bagus kecendrungannya ada di pusat perkotaan. Sementara sekolah pinggiran masih kurang membanggakan. (luk)

Komentar Anda