SELONG—Persoalan kekeringan yang mengancam ribuan hektar lahan pertanian di Lombok Timur (Lotim) membuat pemerintah setempat terus bergerak. Salah satu langkah pemerintah setempat yakni berkoordinasi dengan jajaran prajurit TNI.
Dengan koordinasi itu, ujarnya, Kodim 1615 Lotim pun menyebarkan anggota Babinsa yang ada di setiap desa. Babinsa ditugaskan untuk pengamanan saat pendropan air ke lahan pertanian yang dilanda kekeringan.
Meski masalah kekeringan ini, masih belum tertangani dengan baik. Namun kinerja anggota Babinsa di lapangan ini mendapat sanjungan dari para petani karena kinerjanya dalam melakukan pengawasan air bagi petani. Bahkan anggota Babinsa ditugaskan selama 24 jama untuk melakukan pengawalan pendropan air dari hulu ke hilir.
"Untuk pemantaun air ke petani, kita terus tingkatkan koordinasi dengan TNI," ungkap Kasi Pengendalian Hama dan Penyakit Kamal Marsudi, Senin (2/5).
Semua yang dilakukan, ungkpanya, ini sebagai upaya mencegah meluasnya kekeringan. Selain dengan TNI, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan pihak terkait di lingkup SKPD Lotim. Diantaranya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum ( PU).
Keterlibatan BPBD sejauh ini telah melakukan upaya pendropan air untuk melakukan penyiraman lahan pertanian yang tidak pernah merasakan air. Ini telah dilakukan di beberapa desa di wilayah selatan, seperti Sakra Timur dan beberapa kecamatan lainnya. Begitu juga dengan PU, dinas tersebut diminta agar berkoordinasi dengan pihak BWS terkait keberadaan bendungan Pandanduri. Air yang ada di dam tersebut diharapkan bisa diprioritasakan untuk dialirkan ke wilayah yang butuh air.
"Segala upaya kita lakukan, bahkan kita juga bersurat ke bupati," pungkasnya.
Ancaman kekeringan yang melanda wilayah Lotim kini terus meluas. Dari sebelumnya hanya terjadi di empat kecamatan di wilayah Selatan. Kini sudah menyebar sampai sembilan kecamatan. Bahkan luas lahan pertanian yang terancam gagal panen mencapai seribu hektar lebih.
Kondisi terparah terjadi diwilayah Sakra Timur. Parahnya kekeringan di wilayah Lotim disebabkan karena intensitas hujan yang sangat rendah jika dibandigkan tahun lalu. Kondisi diduga dikarenakan karena animali cuaca. Sementara kebaradaan bendungan dam pandanduri yang dibanggakan itu, nyatanya tidak bisa menjadi solusi. Manfaat dam ini kini dipertanyakan semua pihak. (lie)