TALIWANG—Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menggelar FGD (Focus Group Discussion) Kerjasama daerah antara Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat, tentang Transformasi Pembangunan Daerah. Kegiatan tersebut berlangsung pada Hari Rabu, 23/10/ 2024, pada Pukul 13.30 Wita, bertempat di Ruang Rapat Graha Fitrah Kantor Bupati Sumbawa Barat.
FGD dihadiri oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat. Kegiatan tersebut adalah kunjungan balasan dari Kabupaten Sumbawa, yang merupakan rangkaian dari pelaksanaan kunjungan Kabupaten Sumbawa Barat yang telah dilaksnaakan pada tanggal 16/10/2024.
Rombongan Kabupaten Sumbawa dipimpin langsung oleh Pjs Bupati Sumbawa, Dr. Najamuddin Amy. Turut serta dalam rombongan, Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa, Nanang Nasiruddin, S.Ap, M.M.Inov, dan jajaran Pemerintah Kabupaten Sumbawa.
Rombongan diterima oleh Pjs Bupati Sumbawa Barat, Julmansyah, S.Hut, M.A.P. Dimana dalam sambutan penerimaannya, Julmansyah menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan yang berlangsung pada saat itu.
Betapa tidak Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa turut hadir dalam kesempatan tersebut, demikian Wakil Ketua 1 dan Wakil Ketua 2 DPRD Kabupaten Sumbawa Barat, dan yang tak kalah penting yaitu kehadiran Bupati Sumbawa Barat Periode pertama, Dr. KH.L.Zulkifli Muhadli.
Julmansyah dalam sambutannya menyebutkan bahwa tidak ada kabupaten yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, karena itulah pentingnya dibangun kerjasama. Kunjungan balasan yang dilakukan, mencoba mengerucutkan item substansi kerjasama, review dari kesepakatan pentingnya kerjasama kolaborasi pasca tambang di Kabupaten Sumbawa Barat, dan menyambut industri tambang di Kabupaten Sumbawa.
”Inilah yang saya sebut Kabupaten Sumbawa Barat menghadapi Senja, dan perlu mencari Pelita menyambut masa gelap. Sementara Kabupaten Sumbawa menyambut Mentari. Yang saya maksud disitu, bahwa periode pertambangan di Kabupaten Sumbawa Barat akan selesai setelah tahun 2030, dan kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi periode tersebut. Sementara Kabupaten Sumbawa baru akan memulai pada tahun 2030, dengan keberadaan Blok Elang,” ungkap Julmansyah.
Ia kemudian menambahkan bahwa Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa tentu tidak bisa menyelesaikan sendiri persoalannya. Perlu adanya interkoneksi. Karenanya, pihaknya sudah meminta kepada Asisten 2 Setda KSB dan Kepala Bappeda KSB, untuk dapat merumuskan draft dokumen kerjasama yang akan ditandatangani nantinya pada saat pelaksanaan Harlah Kabupaten Sumbawa Barat ke 21, pada tanggal 20 November 2024 mendatang.
Sementara itu, Pjs Bupati Sumbawa, Dr. Najamuddin Amy menyampaikan bahwa pada saat dirinya bersama Pjs Bupati Sumbawa Barat menemani Pjs Gubernur NTB pada saat menemani berkunjung ke PT. AMNT, terkait laporan persiapan peresmian smelter. Saat pemaparan dari PT.AMNT menjelaskan bahwa operasional tambang di Batu Hijau pada 2034 akan selesai. Kalau ditarik masa reklamasi 4 tahun, maka di tahun 2030 akan selesai.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengilusrtrasikan efect keberadaan PT. AMNT, baik di Sumbawa dan Sumbawa Barat, setelah melakukan kunjungannya ke BLK Sumbawa. Di BLK Sumbawa melatih 3 keahlian yaitu tenaga AC, Listrik Industri, dan Alat berat. Suport terhadap 3 keahlian tersebut bersumber dari APBD dan APBN. Dirinya mengira bahwa hal tersebut semestinya ada peran PT.AMNT di dalamnya, dan inilah salah satu sisi yang menjadi sorotan betapa keberadaan tambang masih jauh dari ekspektasi kita.
Pihaknya berharap multiplayer effect yang kita harapkan menyentuh kesejahteraan masyarakat agar dapat dipastikan terakomodir dalam RPJMD teknokratik. Selanjutnya selain agenda FGD yang dilaksanakan, perlu dilakukannya Simposium Nasional pasca diresmikan smelter.
“Kita berharap AMNT harus menyiapkan symposium, sehingga hasilnya bisa menjadi tugas bersama. Perlu kita lakukan Symposium nasional ini dapat melibatkan pentahelik. Ini kita lakukan, targetnya bukan hanya untuk tahun 2034, tetapi selama operasional di Blok Elang berjalan. Kita berharap kedua Kabupaten ini baik sebagai penghasil dan sebagai pengolah, sama sama mendapatkan keuntungan dan sama sama mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” terang Dr Najam.
Sementara itu, Kyai Zul, Mantan Bupati KSB yang juga Rektor Universitas Cordova KSB, memberikan apresiasi atas inisiatif kedua Pjs. Bupati dalam mempersiapkan masa depan ekonomi daerah secara kolaboratif.
Ia menyatakan bahwa langkah ini adalah tonggak penting dalam menjaga keberlanjutan pembangunan di wilayah Sumbawa dan KSB. Kyai Zul juga sempat menceritakan pengalamannya sepanjang menjadi bupati selama dua periode. Masukan-masukan Kyai Zul juga akan melengkapi draft MoU yang dilaksanakan.
Selaras dengan Rektor Univ Cordova, Utusan Rektor Universitas Samawa dan Universitas Teknologi Sumbawa pun memberikan dukungan atas langkah ini seraya memberikan atensi khusus terkait kepedulian sektor pendidikan, kesehatan, pembangunan SDM dan pentingnya kolaborasi dengan univesitas dan PT di kedua kabupaten.
FGD ini turut dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa, Pj. Sekda KSB, Asisten Perekonomian dan Pembangunan KSB, Wakil Ketua 1 dan 2 DPRD KSB, serta sejumlah Kepala OPD dari kedua kabupaten.
Diakhir FGD, Pjs Bupati KSB dan Pjs Bupati Sumbawa menugaskan Kepala Bappeda KSB dan Sumbawa bersama dengan jajaran OPD/Kabag Pemerintahan untuk segera menuntaslan draft dokumen MoU sebagai hasil konkret dari kerjasama kedua kabupaten. (rl/gt)